REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menemukan kasus pertama Covid-19 subvarian omicron BA.5 pada orang yang sudah menerima empat dosis vaksin. Pasien tersebut didiagnosis terinfeksi subvarian SARS-CoV-2 itu setelah tiba di Shanghai dari Uganda pada akhir April lalu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC), Senin (30/5).
Pasien tersebut berangkat dari Uganda pada 25 April dengan pemberhentian di Belanda dan Korea Selatan, menurut CDCC, masing-masing pada 26 April dan 27 April. Dia telah meninggalkan rumah sakit pada 12 Mei.
Sebelumnya, China juga mengidentifikasi kasus pertama beberapa subvarian omicron, yakni BA.4, BA.2.3, dan BA.2.12.1. Sementara itu, otoritas bea dan cukai China juga memperketat pengawasan perbatasan untuk mengurangi risiko penularan cacar monyet melalui binatang dan barang-barang impor.
Pengawasan ketat dilakukan dengan cara meningkatkan pemeriksaan kondisi kesehatan setiap orang yang masuk. Menurut otoritas bea dan cukai seperti dikutip media China, barang dan binatang dari negara lain juga dikarantina.
Kemanjuran dosis keempat
Riset baru yang komprehensif di Israel menemukan bahwa dosis keempat vaksin Covid-19 meningkatkan perlindungan tiga kali lipat bagi lansia berusia 60 tahun ke atas dibandingkan perlindungan tiga dosis. Mereka terlindung penyakit parah andaikan terkena Covid-19.