REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Nawir Arsyad Akbar,
Momen Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang bersama Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri di ruang tunggu Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/6/2022) siang ini menarik perhatian di tengah isu kerenggangan hubungan keduanya. Momen tersebut dibagikan oleh Biro Pers Sekretariat Presiden melalui unggahan foto dan video di kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menceritakan tanggapan Megawati Soekarnoputri ketika diisukan renggang dengan Presiden Joko Widodo. Ketua Umum PDIP itu disebutnya tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
"Saya dan Mas Pramono Anung menyaksikan sebelum dan sesudah pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus BPIP yang berbicara akrab penuh kegembiraan. Bahkan setelah acara pelantikan, Pak Jokowi dan Bu Mega berbicara empat mata dan pada saat menuju mobil Pak Jokowi menggandeng tangan Bu Mega," ujar Hasto lewat keterangan tertulisnya, Selasa.
Menurutnya, isu kerenggangan hubungan Jokowi dan Megawati kerap dilontarkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Padahal keduanya secara periodik berbicara intensif membahas persoalan bangsa dan negara.
"Semua dilakukan tertutup dalam suasana khusus agar mengalir gagasan jernih, mendalam, karena terkait masa depan bangsa dan negara," ujar Hasto.
Hubungan Megawati dan Jokowi, jelas Hasto, dipandu oleh kesesuaian tentang arah masa depan bangsa dan dilandasi hubungan batin yang kuat. "Bagi yang biasa menabuh genderang politik, biasanya yang ada hanya akal politik, karena itulah tidak mampu melihat kedekatan dalam suasana batin," ujar Hasto.
Adapun terkait pemilihan umum (Pemilu) 2024, PDIP terus melakukan konsolidasi jelang kontestasi yang digelar pada 14 Februari 2024. Namun ditegaskannya, urusan calon presiden (capres) merupakan kewenangan dari Megawati sebagai ketua umum partai.
"PDI Perjuangan tidak akan terseret arus, para kader jangan ikut-ikutan dansa politik. Fokus tunggal, bergerak ke bawah," ujar Hasto.
Politikus PDIP, Junimart Girsang menegaskan bahwa komunikasi antara Presiden Jokowi dengan Megawati terus terjalin. Ia meminta agar tak ada pihak yang membenturkan hubungan keduanya.
"Jangan dibenturkan antara Pak Jokowi dengan partai, dengan Ibu Megawati jangan begitu dong. Kita tidak mau juga terprovokasi, ini kan sudah semitahun politik, tahun depan sudah murni tahun politik, dan sekarang sudah mulai masuk nih," ujar Junimart di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (6/6/2022).
Ia menjelaskan, Jokowi merupakan kader PDIP yang dapat meminta arahan dari pengurus pusat dan Megawati. Menurutnya, kerenggangan tidak boleh terjadi antara kader dengan ketua umum di partai berlambang kepala banteng itu.
"Kalau renggang atau melawan, tentu partai akan melakukan atau mengambil satu sikap, iya kan. Mengingatkan bahkan memecat, kan begitu, kita kan punya anggaran rumah tangga, kita harus paham itu," ujar Junimart.