Kamis 09 Jun 2022 13:18 WIB

Kepala BNPB Tinjau Penanganan Gempa Bumi di Sulbar

Gempa bumi sebabakan sekitar 7.650 warga Kabupaten Majene mengungsi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melakukan peninjauan lokasi terdampak gempa bumi.
Foto: Dok BNPB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melakukan peninjauan lokasi terdampak gempa bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menuju ke Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada Kamis (9/6/2022) pagi. Suharyanto berupaya memastikan penanganan darurat bencana disana berlangsung baik. 

Tercatat, bencana gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,8 mengguncang Sulawesi Barat pada Rabu (8/6/2022). "Kehadiran BNPB di Mamuju hari ini guna memastikan agar penanganan tanggap darurat berjalan dengan baik," kata Suharyanto dalam keterangan pers, Kamis (9/6/2022). 

Suharyanto berangkat dari bandara Pondok Cabe di Tangerang Selatan pada pukul 08.00 WIB dengan membawa rombongan para petinggi BNPB. Sesuai rencana, Suharyanto beserta rombongan akan bertemu Gubernur Provinsi Sulawesi Barat guna melaksanakan rapat koordinasi percepatan penanganan bencana gempabumi. Usai rapat, Suharyanto dijadwalkan meninjau lokasi terdampak untuk mendapatkan informasi di lapangan mengenai kebutuhan dasar saat kondisi kedaruratan. 

"Pada tinjauan lapangan tersebut kami akan menyerahkan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) dan bantuan logistik serta peralatan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat," ujar Suharyanto. 

Diketahui, gempa bumi M 5,8 yang berpusat di koordinat 2,77° LS ; 118,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 26 kilometer arah Barat Tapalang Barat, Mamuju, Sulawesi Barat, telah menyebabkan kerusakan beberapa bangunan.

Atas kejadian itu, sekitar 7.650 warga Kabupaten Majene mengungsi. Berdasarkan laporan visual dari lapangan per Rabu (8/6/2022) pukul 21.50 WIB, para warga mulai mendirikan tenda darurat menggunakan terpal berwana biru dan oranye di beberapa titik tak jauh dari permukiman mereka, di pelataran masjid Deking dan di SMK Kota Tinggi. Hal serupa juga dilakukan oleh para warga Kabupaten Mamuju karena khawatir terjadi gempa bumi susulan dan potensi ancaman tsunami. 

"Pantauan visual dari lapangan ada tiga titik pengungsian warga yakni di Stadion Mamuju, Kantor Bupati Mamuju dan Kantor TVRI Sulawesi Barat di Mamuju. Jumlah warga yang mengungsi sementara ada sebanyak 7.670 jiwa," ucap Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari. 

Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat, sebanyak 17 warga mengalami luka-luka setelah terkena material reruntuhan bangunan Gedung PKK, Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, ketika gempa bumi terjadi. 

"Saat ini, para warga yang terluka telah telah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mamuju," sebut Abdul. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement