REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pemilu 2024 masih dua tahun lagi, tetapi partai-partai politik mulai menggeliat. Golkar bersama PAN dan PPP menggalang Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang disebut-sebut akan mengarah pada pengusungan calon presiden dan wakil presiden.
Pada bulan Juni ini Nasdem mengagendakan rakernas, yang tidak lepas dari pembicaraan soal capres-cawapres. Pengurus-pengurus daerah Nasdem telah mengusulkan nama-nama yang akan digodok dalam rakernas.
Di tengah manuver partai-partai tersebut, posisi PDIP dan Gerindra masih belum ada yang bisa mengungguli. Temuan survei NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan elektabilitas PDIP mencapai 17,7 persen, sedangkan Gerindra sebesar 12,5 persen.
“Di tengah terbentuknya KIB dan manuver partai-partai menuju 2024, elektabilitas PDIP dan Gerindra masih belum terkalahkan,” ungkap Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Kamis (9/6/2022).
PDIP dan Gerinda selalu menempati peringkat pertama dan kedua, sementara partai-partai lain berfluktuasi. Posisi ketiga terakhir diduduki oleh PKB, dengan elektabilitas sebesar 8,0 persen.
Golkar yang menjadi inisiator KIB hanya meraih elektabilitas 5,8 persen, atau kembali tergeser oleh parpol oposisi Demokrat (6,2 persen). Lalu berikutnya ada PSI (5,5 persen), PKS (5,0 persen), dan Nasdem (4,4 persen).
Anggota KIB lainnya belum aman posisinya, karena masih di bawah ambang batas parlemen, yaitu PPP (2,5 persen) dan PAN (1,8 persen). “Dibandingkan dengan Golkar, elektabilitas PPP dan PAN mengalami sedikit kenaikan,” jelas Andreas.
“Jika dikorelasikan dengan Pilpres, tingginya elektabilitas PDIP dan Gerindra menunjukkan poros koalisi yang terbangun untuk mengusung capres-cawapres berpeluang lebih solid dan merebut dukungan luas,” lanjut Andreas.
KIB juga menghadapi tantangan, mengingat belum ada tokoh dari internal ketiga parpol yang menuai elektabilitas cukup tinggi. Demikian pula dengan Nasdem, yang cenderung lebih memilih untuk mengusung capres-cawapres dari luar partai.
Partai-partai lainnya masih belum membicarakan soal koalisi. Sisanya adalah partai-partai baru dan non-parlemen, di antaranya Ummat (1,3 persen), Gelora (1,0 persen), dan Perindo (0,8 persen).
Lalu ada Hanura (0,3 persen), PBB (0,2 persen), dan PKPI serta Berkarya masing-masing 0,1 persen. Garuda dan Masyumi Reborn nihil dukungan, sedangkan pilihan partai lainnya 0,9 persen. Masih ada 25,9 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 30 Mei-3 Juni 2022 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.