Senin 13 Jun 2022 15:51 WIB

Cerita Ridwan Kamil Soal Mengikhlaskan Kepergian Eril

Ridwan Kamil meminta maaf bila prosesi pemakaman Eril buat warga tidak nyaman.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kanan) menggendong putranya Arkana Aidan Misbach bersama istrinya Atalia Praratya (kedua kiri) dan putrinya Camillia Laetitia Azzahra (kiri) mengikuti prosesi pemakaman putra sulungnya Emmeril Khan Mumtadz di Islamic Centre Baitul Ridwan, Cimaung, Kabupaten Bandung, Senin (13/6/2022). Putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut meninggal terbawa arus di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss pada 26 Mei 2022 dan jenazahnya ditemukan di Bendungan Engehalde, Kota Bern, Swiss pada 8 Juni 2022. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kanan) menggendong putranya Arkana Aidan Misbach bersama istrinya Atalia Praratya (kedua kiri) dan putrinya Camillia Laetitia Azzahra (kiri) mengikuti prosesi pemakaman putra sulungnya Emmeril Khan Mumtadz di Islamic Centre Baitul Ridwan, Cimaung, Kabupaten Bandung, Senin (13/6/2022). Putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut meninggal terbawa arus di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss pada 26 Mei 2022 dan jenazahnya ditemukan di Bendungan Engehalde, Kota Bern, Swiss pada 8 Juni 2022. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Arie Lukihardianti

Putra sulung Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, sudah dimakamkan di permakaman di Kampung Geger Beas, Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Sang ayah pun bercerita mengenai hikmah kepergian anaknya.

Baca Juga

"Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta, siapa itu Eril dan hikmah dari kepergian Eril," kata Ridwan, Senin (13/6/2022). Dia lantas menceritakan bagaimana 14 hari masa pencarian Eril terasa begitu panjang dan melelahkan bagi keluarganya.

Ridwan Kamil yang akrab disapa Eril menceritakan pula bagaimana keluarganya akhirnya menerima kepergian Eril dengan hati lapang dan memetik pelajaran dan hikmah dari kejadian itu. Dia mengemukakan amal anak sulungnya dalam masa 23 tahun hidupnya ternyata sudah memadai untuk mendatangkan kecintaan dari banyak orang.

"23 tahun memang belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar," katanya. "Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, tetapi tentang tiap hela napas yang dipakai untuk berbuat baik.Walaupun hal kecil dalam sehari-hari," ia menambahkan.

Selain itu, Emil menyampaikan bahwa keluarga mengikhlaskan kepergian Eril karena menyadari Allah SWT telah mencukupkan amalnya dan menutup kemungkinan bertambah kekhilafannya. "Mungkin akan berat, tapi kami sudah menyiapkan hati, kalau kami tidak akan pernah melihat jasadnya untuk terakhir kali," katanya.

"Kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putra yang dalam hidupnya, bahkan dalam pulangnya, masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua," katanya.

Ia pun meminta maaf pada masyarakat kalau selama beberapa belas terakhir masyarakat kurang nyaman. "Kami mohon maaf selama 12 hari kurang berkenan dan tidak nyaman semata-mata kami berusaha berikhtiar dan berdoa," ujar Emil.

Emil mengatakan, 12 hari ini menjadi pelajaran dan jutaan doa ini ternyata datang dari amal ibadah kebaikan yang kita tabur. "Dan Eril pasti sangat bahagia dan pasti tenang kami orang tua sangat ikhlas tenang syukur Alhamdulillah di tempat baik dan dengan cara baik dimakamkan dengan baik," katanya.

Emil pun meminta maaf kalau prosesi pemakaman membuat kurang nyaman. Pihaknya, pun tidak bermaksud apa-apa. Tapi memang antusiasme warga tidak bisa dihindari.

"Kami orang tua menyampaikan terima kasih dan doa semoga kebaikan kawan menghormati privasi kami," kata Emil sambil menangis.

Ia menyampaikan terima kasih kepada warga dari berbagai daerah yang mendoakan Eril, anak sulungnya yang lahir di New York dan meninggal dunia di Swiss. "Terima kasih atas segala doa yang dipanjatkan. Semoga Allah membalas berlipat-lipat," katanya.

Dia juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu upaya pencarian Eril serta proses pemulangan jenazahnya dari Swiss ke Indonesia. "Atas nama keluarga, saya haturkan terima kasih kepada Bapak Presiden, Bapak Wapres, para menteri, para gubernur dan Forkominda Jabar, Kabupaten Bandung. Kepada keluarga, sanak saudara kami yang selalu hadir dan mendoakan. Dan juga kepada teman-teman sahabat Eril, alim ulama, tokoh masyarakat," kata dia.

Emil berjanji suatu saat akan bercerita lebih banyak. "Nanti ada waktunya ada waktu saya bicara lebih baik dan lebih panjang. Tapi ini kami izinkan untuk menyesuaikan diri beradaptasi dengan situasi yang kami alami izin tidak ada pertanyaan dulu nanti diberitahukan," paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement