Senin 13 Jun 2022 17:16 WIB

Subvarian Baru Diperkirakan tak akan Timbulkan Ledakan Kasus

Dari delapan kasus subvarian BA.4 dan BA.5 belum ada yang sebabkan kematian.

Red: Indira Rezkisari
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) berbincang dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) usai mengikuti rapat terbatas terkait PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6/2022). Pemerintah mengonfirmasi temuan delapan kasus varian baru COVID-19 yaitu BA.4 dan BA.5 di Indonesia dimana tiga diantaranya adalah kasus kedatangan luar negeri sementara lima sisanya merupakan penularan transmisi lokal.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) berbincang dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) usai mengikuti rapat terbatas terkait PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6/2022). Pemerintah mengonfirmasi temuan delapan kasus varian baru COVID-19 yaitu BA.4 dan BA.5 di Indonesia dimana tiga diantaranya adalah kasus kedatangan luar negeri sementara lima sisanya merupakan penularan transmisi lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Zainur Mahsir Ramadhan, Febryan A, Antara

Kenaikan kasus Covid-19 tercatat konsisten di atas 500 kasus selama sepekan terakhir. Hari ini kenaikan kasus secara nasional bertambah 591 orang, menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6,051 juta kasus.

Baca Juga

Kenaikan kasus Covid-19 memang telah terjadi selama setidaknya tiga pekan terakhir. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kenaikan kasus Covid-19 yang tengah terjadi saat ini disebabkan oleh varian baru yakni BA.4 dan BA.5. Berdasarkan pengamatan Kemenkes di Afrika Selatan di mana varian ini pertama kali teridentifikasi, puncak dari penularan varian BA.4 dan BA.5 ini diprediksi sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron.

Sedangkan kasus hospitalisasinya sekitar sepertiga dari kasus hospitalisasi Delta dan Omicron. Untuk kasus kematiannya diprediksi sekitar sepersepuluh dari kasus kematian dua varian sebelumnya.

"Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya maupun kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan Omicron yang awal," kata Budi, Senin (13/6/2022).

Saat ini, pemerintah telah mendeteksi adanya delapan kasus varian BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Tiga di antaranya merupakan kasus dari luar negeri atau imported cases dan lima lainnya merupakan kasus transmisi lokal, di mana empat kasus ditemukan di Jakarta dan satu kasus di Bali.

Budi menyampaikan, dari delapan orang yang tertular BA.4 dan BA.5, hanya satu orang yang bergejala sedang dan belum booster. Sedangkan, tujuh lainnya sudah booster dan tanpa gejala atau gejala ringan.

Berdasarkan hasil pengamatan Kemenkes juga menunjukan bahwa kasus konfirmasi juga terjadi di Jawa Barat, Banten, dan juga Bali. Pemerintah pun akan terus memantau perkembangan varian BA.4 dan BA.5 ini.

Kendati demikian, kondisi kasus di Indonesia saat ini relatif masih lebih baik dibandingkan sejumlah negara lainnya, seperti Australia, Singapura, India, Thailand, dan juga Malaysia. Berdasarkan standar indikator transmisi dari WHO, kondisi Indonesia pun saat ini masih baik.

Dari standar indikator transmisi WHO, kasus konfirmasi level 1 yakni maksimal sebanyak 20 kasus per minggu per 100 ribu penduduk. Kondisi Indonesia saat ini masih berada di level 1 meskipun terjadi kenaikan kasus. Kemudian dari indikator positivity rate, Indonesia juga masih berada di angka 1,36 persen dan indikator reproduksi efektif yang juga masih di angka 1.

"Sehingga dari tiga indikator transmisi, kondisi di Indonesia masih baik," ujarnya.

Meski tergolong ringan Budi memperkirakan puncak kasus dari subvarian BA.4 dan BA.5 akan terjadi antara pekan kedua dan ketiga Juli 2022. Berdasarkan pengamatan gelombang BA.4 dan BA.5 akan mencapai puncaknya satu bulan setelah penemuan kasus pertama.

“Jadi harusnya di minggu kedua Juli minggu ketiga Juli, kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 BA.5 ini,” ujar dia.

Sebelumnya menggelar konferensi pers, Budi mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo. Dalam ratas ini, Presiden menginstruksikan agar kenaikan kasus yang terjadi tetap diwaspadai. Karena itu, pemerintah mendorong masyarakat agar segera melakukan vaksinasi lengkap dan juga booster, serta tetap disiplin protokol kesehatan.

“Jadi arahan beliau yang pertama, vaksinasi booster ditingkatkan terus,” ujar Menkes Budi. Ia yakin, jika masyarakat siap menghadapi varian baru dengan terus meningkatkan cakupan vaksinasi booster, maka puncak gelombang BA.4 dan BA.5 pun tidak akan tinggi.

Budi mengatakan bahwa kewaspadaan dan kehati-hatian dalam penanganan Covid-19 terbukti sudah memberikan hasil bahwa penanganan pandemi di Indonesia termasuk relatif baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Selain itu, dia menekankan bahwa kehati-hatian yang selama ini terbukti tidak menurunkan perekonomian karena ekonomi Indonesia sekarang sudah hampir kembali ke normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement