Selasa 14 Jun 2022 06:03 WIB

Masa Depan Masjid Bersejarah di Pesisir Bangladesh Terancam Pemanasan Global

Perubahan iklim adalah salah satu ancaman terbesar yang dihadapi situs warisan budaya

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Masjid 60 Kubah di Kota Masjid di selatan Bangladesh, Bagerhat yang berada di pesisir terancam perubahan iklim.
Foto:

Tetapi sejarah terancam di Bangladesh dan di seluruh dunia karena pemanasan global membahayakan situs warisan dunia, mulai dari alun-alun St Mark yang sering kebanjiran di Venesia hingga patung-patung yang terancam erosi di Pulau Easter. 

"Perubahan iklim adalah salah satu ancaman terbesar yang dihadapi situs warisan budaya dan alam secara global dengan setidaknya satu dari lima monumen sudah terancam," kata juru bicara Pusat Warisan Dunia UNESCO Thomas Mallard.

Ia menambahkan, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut bekerja dengan negara-negara dan komunitas yang memiliki situs warisan untuk membangun ketahanan terhadap tekanan baru. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebuayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa menawarkan dana darurat untuk mendukung penilaian kerusakan dan rekonstruksi ketika terjadi bencana.

Dana tersebut telah digunakan untuk melakukan penilaian pascabanjir dan pekerjaan perbaikan di tempat-tempat dari Sana'a Lama Yaman hingga Sudan, di mana bangunan kuno di dekat Sungai Nil juga terendam pada 2020. Namun, Mahfuz-ud-Darain yang menjabat di Komite Pengarah Jaringan Warisan Iklim Internasional, mengatakan negara-negara seperti Bangladesh juga perlu meningkatkan upaya perlindungan mereka sendiri.

Dia merekomendasikan peningkatan pendanaan untuk penelitian tentang dampak iklim pada warisan. Selain itu, harus ada upaya yang ditingkatkan untuk menyesuaikan struktur bersejarah dengan perubahan yang akan datang, serta memastikan upaya pelestarian bersejarag berada dalam kebijakan iklim nasional yang lebih luas.

Khan dari Departemen Arkeologi Pemerintah mengatakan, upaya telah dilakukan tahun ini untuk mengidentifikasi situs bersejarah pesisir yang paling berisiko. Departemen juga telah mengusulkan perubahan tentang Undang-Undanh Barang Antik yang akan membuat situs bersejarah terancam atau rusak oleh dampak iklim yang memenuhi syarat untuk pendanaan negara untuk perlindungan dan perbaikan.

Mohammed Helal Uddin yang selama 30 tahun telah menjadi imam di Masjid 60 Kubah berharap bantuan akan segera datang, mencatat kerusakan bangunan bersejarah akan menjadi kerugian besar. Rahman dari Universitas Jahangirnagar juga menyetujuinya.

"Kita harus menyelamatkannya untuk generasi mendatang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement