REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW–Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku tidak menentang kemungkinan keanggotaan Ukraina di Uni Eropa (UE). Pernyataan itu keluar setelah Komisi Eropa merekomendasikan pemberian status kandidat anggota kepada Ukraina dari blok 27-anggota.
“Kami tidak menentangnya. Ini adalah keputusan berdaulat mereka untuk bergabung dengan serikat ekonomi atau tidak. Itu urusan mereka, urusan rakyat Ukraina,” kata Putin dalam pameran ekonomi tahunan Rusia, Forum Ekonomi Internasional St Petersburg dilansir dari Al Arabiya, Jumat (17/6/2022).
Rusia yang telah memimpin serangan di Ukraina sejak 24 Februari, menentang keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO yang dianggap Moskow sebagai ancaman bagi keamanannya.
Putin menyebut, Uni Eropa dan NATO memiliki perbedaan tujuan, sehingga ia merasa tidak masalah jika Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.
"Tetapi sejauh menyangkut integrasi ekonomi mereka, itu adalah pilihan mereka. Uni Eropa bukan aliansi militer, tidak seperti NATO,” katanya.
Presiden Rusia, bagaimanapun, mengatakan dia percaya bahwa jika Ukraina melanjutkan bergabung dengan Uni Eropa, itu akan "berubah menjadi semi-koloni" negara-negara Barat. “Itu pendapat saya,” katanya.
Sebelumnya, Komisi Eropa merekomendasikan agar Uni Eropa menunjuk Ukraina sebagai calon anggota. Rekomendasi ini merupakan sebuah tonggak dalam perjalanannya dari bekas republik Soviet menuju ekonomi maju di blok perdagangan terbesar di dunia.
"Komisi merekomendasikan Ukraina diberikan status kandidat," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam konferensi pers pada Jumat.
"Ukraina telah dengan jelas menunjukkan aspirasi negara dan tekad negara untuk hidup sesuai dengan nilai dan standar Eropa," tambahnya.