REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan, partainya membangun koalisi dengan Partai Gerindra karena lebih realistis dan cepat dalam mengusung pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024. Meskipun begitu, PKB tetap membuka komunikasi dengan PKS dan Demokrat untuk bisa bergabung dalam koalisi.
"Koalisi semut merah (PKB, PKS, dan Demokrat) masih terbuka, namun di tengah komunikasi itu ternyata ada komunikasi yang baik dengan Gerindra. Kelihatannya bersama Gerindra lebih realistis dan cepat untuk pasangkan capres-cawapres, namun kami tetap buka komunikasi dengan parpol lain," kata Jazilul di Jakarta, Senin (20/6/2022).
Dia menjelaskan, koalisi PKB bersama Gerindra memang sudah memenuhi syarat ambang batas partai mengajukan pasangan capres-cawapres yaitu 20 persen. Meski begitu, kata dia, Gerindra sepakat apabila PKB tetap menjalin komunikasi dengan parpol lain, seperti Demokrat, PKS, dan Nasdem untuk bergabung.
"Kami tahu PKB dan Gerindra sudah cukup untuk mengusung pasangan capres-cawapres dan menunjuk siapa calonnya. Namun, alangkah lebih baik jika ada parpol lain bergabung, apa yang jadi target-target dan tujuan termasuk kalau ada power sharing," ujar Jazilul.
Menurut dia, untuk mencari teman koalisi memang tidak mudah, terutama terkait persyaratan ambang batas parpol mengajukan pasangan capres-cawapres sebesar 20 persen. Wakil ketua MPR itu mengatakan, PKB paham diri yaitu harus membuka komunikasi dengan semua parpol dan tidak jemawa.
Sehingga partainya selalu ajak partai yang bisa bergabung dalam koalisi. "PKB tahu diri karena punya 10 persen suara. Ketika bersama Gerindra, ini semakin dekat karena untuk persyaratan 20 persen terpenuhi, apalagi nanti Semut Merah bergabung maka akan lebih meyakinkan koalisi ini menang," kata Jazilul.
Dia menjelaskan, Gerindra setuju PKB tetap menjalin komunikasi dengan partai-partai lain, meskipun kedua partai tersebut sepakat menjalin kerja sama di Pemilu 2024. Adapun Gerindra dan PKS bakal mengusung Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.