Selasa 28 Jun 2022 00:55 WIB

Orang Terkaya Ukraina Gugat Rusia di Pengadilan HAM Eropa

Orang terkaya Ukraina mengajukan gugatan terhadap Rusia di pengadilan HAM

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Orang terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov mengajukan gugatan terhadap Rusia di pengadilan hak asasi manusia tertinggi Eropa
Foto: globalpost
Orang terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov mengajukan gugatan terhadap Rusia di pengadilan hak asasi manusia tertinggi Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Orang terkaya Ukraina mengajukan gugatan terhadap Rusia di pengadilan hak asasi manusia tertinggi Eropa pada Senin (27/6/2022). Pemilik pabrik baja Azovstal di kota Mariupol, Rinat Akhmetov, mencari kompensasi atas kerugian bisnisnya senilai miliaran dolar sejak invasi Rusia.

Akhmetov menentang pengeboman dan menggugat Rusia karena melakukan pelanggaran berat atas hak miliknya di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. Akhmetov juga mencari perintah pengadilan untuk mencegah Rusia terlibat dalam blokade lebih lanjut. Termasuk penjarahan, pengalihan, serta penghancuran biji-bijian dan baja yang diproduksi oleh perusahaannya.

"Kejahatan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kejahatan Rusia terhadap Ukraina dan rakyat kami sangat mengerikan, dan mereka yang bersalah harus bertanggung jawab," kata Akhmetov.

"Penjarahan komoditas ekspor Ukraina, termasuk biji-bijian dan baja, telah mengakibatkan harga yang lebih tinggi dan orang-orang sekarat karena kelaparan di seluruh dunia. Tindakan biadab ini harus dihentikan, dan Rusia harus membayar penuh," ujar Akhmetov menambahkan.

Ketika ditanya tentang gugatan itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia tidak lagi berada di bawah yurisdiksi Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. "Kami meninggalkan (yurisdiksi) dokumen terkait. Karena itu, di sini jawabannya sangat jelas," katanya.

Rusia sebelumnya telah menolak tuduhan yang dilayangkan Ukraina bahwa, Moskow mencuri dari wilayah yang telah didudukinya selama operasi militer khusus. Majalah Forbes menempatkan kekayaan bersih Akhmetov sebesar 15,4 miliar dolar AS pada 2013. Kerajaan bisnisnya telah terkena serangan Rusia pada 24 Februari.  

Bulan lalu, Akhmetov mengatakan, perusahaannya Metinvest menderita kerugian antara 17 miliar dolar AS hingga 20 miliar dolar AS, karena pemboman Rusia terhadap pabrik bajanya di Mariupol. Jumlah akhir total kerugian akan ditentukan dalam gugatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement