REPUBLIKA.CO.ID., MOSKOW -- Keputusan yang diambil pada KTT NATO di Madrid melanggar Undang-Undang Pendiri NATO-Rusia, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Kamis (30/6/2022).
Salah satu pelanggaran yang paling mencolok adalah kesepakatan tentang penempatan permanen kontingen militer di Eropa, kata Lavrov pada konferensi pers di Minsk setelah pertemuan dengan Menlu Belarus Vladimir Makei.
Dia mengatakan undang-undang pendiri ini tetap berlaku karena sejauh ini tidak ada pihak yang mundur dari kesepakatan itu.
Lavrov mengatakan ada "diskusi panjang dan keras" di NATO tentang perlunya menjaga undang-undang pendirian atau apakah akan lebih baik untuk mengabaikannya.
Namun, aliansi “memutuskan untuk tidak menyentuh topik ini,” ujar Lavrov.
Moskow sedang mengevaluasi hasil KTT NATO dan akan segera memberikan tanggapan yang lebih rinci, sebut dia.
Lavrov dan Makei sepakat bahwa Barat menempatkan Tirai Besi baru antara dirinya dan Rusia dan Belarus, mengacu pada penutupan wilayah udara dan pelabuhan sebagai bukti tindakan tersebut.
"Saya akan menyarankan mereka untuk melakukannya dengan hati-hati dan tidak membanting apapun," kata Lavrov.
Mengenai sanksi Barat, Lavrov mengatakan ada perbedaan antara tindakan yang diambil oleh UE dan AS, di mana Washington melindungi dirinya sendiri dan tidak menjelajah ke daerah-daerah yang akan merusak ekonominya sendiri.
“AS merasakan efek negatif dari sanksinya sendiri, tetapi Eropa lebih menderita,” urai menlu Rusia, menambahkan bahwa alasan AS mendorong lebih banyak sanksi “adalah untuk melemahkan tidak hanya Rusia, tetapi juga Eropa sebagai pesaing.”