REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Pengamat Ekonomi dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Kurniawan Saefullah meminta Pertamina memastikan keamanan data konsumen yang telah mendaftarkan diri di MyPertamina. Jangan sampai data pribadi tersebut tersebar atau bahkan diperjualbelikan ke pihak ketiga.
“Melalui MyPertamina, Pertamina akan secara gratis memperoleh data warga Indonesia yang jumlahnya mungkin lebih dari puluhan juta. itu harus diperhatikan sisi securitynya, karena big data gitu rentan diperjualbelikan,” kata Kurniawan saat dihubungi, Jumat (1/7/2022).
“Perlu dipastikan pula sejauh mana perlindungan terhadap konsumen itu bisa terjamin di Pertamina. Di sisi itu yang perlu ada kepastian, kadang kadang kalau kita install aplikasi itu kadang kita gak pernah baca disclaimernya. Asal klik setuju aja,” sambungnya.
Dia juga menyarankan penyediakan tim pendukung untuk mengantisipasi terjadinya distrupsi penggunaan MyPertamina, baik saat mendaftar maupun saat dipergunakan dalam proses transaksi. Menurutnya, sejumlah kendala sangat mungkin terjadi khususnya di masa-masa perconbaan seperti saat ini.
“Di awal awal pasti aka nada distrupsi, masih ada gangguan. Nah pada masa transisi inilah memang perlu diperhatikan oleh pertamina. Maka perlu dibentuk tim support di lapangan untuk membantu proses pendaftaran, transaksi dan seterusnya, karena pasti akan ada antrean panjang,” kata Kurniawan.
Meski begitu, dia meyakini tidak akan ada perubahan jumlah konsumsi Pertalite maupun Bio Solar setelah penerapan MyPertamina. Hal ini, kata dia, merujuk pada mayoritas penduduk Indonesia yang telah menggunakan telepon pintar. Sebaliknya, dia memprediksikan Pertamina akan menggelontorkan modal yang tidak sedikit untuk perberlakuan kebijakan baru ini.
“Tapi untuk jangka panjang ini (MyPertamina) akan lebih efisien. Efisien buat perusahaan, maupun buat masyarakat. Bukti transaksi bisa ada disitu dan lain-lain. Lebih efisien, kalau penggunaannya tepat. Nah agar tepat dan efisien dalam jangka panjang, harus betul betul dikaji jika ada masalah dan seterusnya,” ucapnya.
Sementara itu, Business Unit Head SPBU COCO (Corporate Owner Corporate Operate) Ujung Berung, Riki Gumilar memaparkan, untuk antisipasi hambatan di lapangan, Pertamina telah menyediakan gerai khusus untuk membantu proses pendaftaran aplikasi MyPertamina. Gerai bantuan ini telah berdiri di SPBU Ujung Berung dan Dago, meski begitu seluruh SPBU lain, binaan Pertamina, juga dipastikan menyediakan layanan serupa meski tanpa booth, kata dia.
"Booth untuk membantu warga yang tidak bisa memakai internet atau tidak paham cara daftarnya, itu nanti kita bantu sampai dia dapet barcode," ujarnya saat ditemui di SPBU Ujung Berung, Kota Bandung, Jumat (1/7/2022).
Ia mengatakan, SPBU di Kota Bandung, ada yang dikelola Pertamina, ada juga yang pribadi. "Kalau booth-nya sendiri ada disini (Ujung Berung) dan Dago. Tapi SPBU lain juga sudah diinstruksikan kalau ada konsumen yang kesulitan itu wajib dibantu, mungkin diarahkan ke office SPBU dan dibantu disana. Jadi intinya semua SPBU menyediakan layanan bantuan pendaftaran,” jelasnya.
Dia juga menegaskan seluruh operator atau petugas pengisi BBM telah dilatih dan diberikan edukasi terkait skema dan prosedur pendaftaran MyPertamina. Sehingga ketika konsumen mengalami kesulitan saat mendaftar, petugas dapat langsung membantu.
“Jadi operator kami sudah kita breafing, kita infokan skema dan prosedurnya seperti apa, ketika ada konsumen yang bertanya mereka bisa jelaskan,” kata dia.