REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK—Pengguna jasa angkutan umum kereta api Commuter Line dan Kereta Rel Listrik (KRL) menolak rencana kenaikan tarif kereta commuter Ekonomi AC yang ditetapkan PT KAI. Mereka menilai besarnya kenaikan belum dibarengi perbaikan layanan.
Kenaikan tarif tersebut akan diberlakukan mulai 2 Juli mendatang. Tarif kereta AC Ekonomi akan naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 9.000 atau sekitar 64 persen.
“Selama pelayanan yang dijanjikan belum direalisasikan, kami tidak bisa menerima kenaikan tarif itu,” ujar Sri, warga Kecamatan Pancoran Mas saat menunggu kereta di Stasiun Depok Lama.
Menurutnya, kenaikan itu tidak masuk akal. Bahkan, menurutnya, tarif sebesar Rp 5.500 terlalu mahal karena penumpang tidak merasa nyaman menggunakan angkutan umum tersebut. “Kalau kereta sudah penuh, AC kereta tidak berfungsi, pintu kereta juga terpaksa dibuka,” keluhnya.
Hal senada disampaikan Syafrudin. Ia menyebutkan banyak perbaikan yang dijanjikan PT KAI belum terealisasi. Diantaranya ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta serta jaminan keamanan di stasiun atau kereta. “Perbaiki dulu, baru naikkan tarif,” tegasnya.
Terkait belum disosialisasikannya rencana kenaikan tarif kepada masyarakat Bogor, Kepala Stasiun Depok Lama Dwi Purwanto mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu instruksi. “Kami akan memasang pengumuman setelah ada perintah dari pusat,” katanya.