Ahad 19 Jun 2011 11:45 WIB

Warga Keluhkan Commuter Line yang Belum Siap

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: cr01
Seorang calon penumpang melihat sosialisasi uji coba kereta Commuter Line di Stasiun Pasar Minggu Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Seorang calon penumpang melihat sosialisasi uji coba kereta Commuter Line di Stasiun Pasar Minggu Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Commuter Line yang diujicobakan, Sabtu (18/6) kemarin, menuai berbagai reaksi masyarakat. Banyak diantaranya merasa keberatan dan berharap PT KAI mau berbenah.

Pembenahan yang paling mendesak menurut warga adalah dalam hal pelayanan. Sebagian besar masyarakat menyayangkan keputusan PT KAI yang menaikkan tarif kereta rel listrik (KRL) di saat pelayanan belum maksimal. “Belum bisa memberikan layanan terbaik, kok malah menaikkan tarif,” keluh salah satu pengguna Ekonomi Ekspres, Anca, di Stasiun Depok Lama.

Sejumlah penumpang di dalam komuter Tanah Abang-Bogor juga mengeluhkan AC yang mati saat uji coba kemarin. Sebagian akhirnya menjelajahi gerbong kereta untuk menemukan yang ber-AC. “Padahal sudah bayar mahal. Kalau panas seperti ini apa bedanya dengan kereta ekonomi?" sambat Vika, penumpang di gerbong khusus wanita KRL No. 5014.

Vika juga mengeluhkan keberangkatan kereta yang terlambat. “Dijadwalkan tiba di Tanah Abang pukul 10.26 WIB, ternyata molor hingga pukul 10.56 WIB,” ujarnya kesal.

Petugas penjaga gerbong, Dedek, menjelaskan bahwa AC di gerbong 1-3 mati. “Kemungkinan ada kabelnya yang putus,” katanya. Karenanya ia menyarankan penumpang yang merasa kurang nyaman untuk pindah ke gerbong lain.

Dari sejumlah keluhan yang disampaikan warga pengguna jasa angkutan massal tersebut, setidaknya terdapat empat masukan bagi PT KAI sebelum mengoperasikan Commuter Line pada 2 Juli nanti.

Pertama, warga berharap komuter tidak hanya membidik kalangan menengah ke atas. Kedua, warga menilai jalur ekspres tidak perlu ditiadakan. Ketiga, warga juga melihat perlunya penambahan gerbong, khususnya untuk kereta ekonomi. Keempat, PT KAI diminta tidak mendiamkan permasalahan-permasalahan yang terjadi.

Menurut warga, jika Commuter Line diberlakukan tanpa mempertimbangkan dan mempersiapkan hal-hal penunjangnya, PT KAI hanya akan menambah masalah-masalah baru. Pada akhirnya, orang akan lebih memilih bepergian dengan motor atau mobil pribadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement