REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pembuatan jalan layang nontol yang menyebabkan ruas jalan Dr. Satrio ditutup sementara tidak menimbulkan kemacetan. Hanya saja, penutupan yang dimulai sejak kemarin, Ahad (11/9) menyebabkan pengalihan jalur.
Jalur dari Tanah Abang menuju jalan Rasuna Said dialihkan ke kiri melewati jalan Denpasar Utara kemudian ke jalan Pendurenan lalu kekanan menuju jalan Rasuna Said. Tepatnya melewati jalan di samping Kementerian Hukum dan HAM.
Sedangkan jalur dari arah Dr. Satrio bagian Utara harus melewati Underpass Jalan Casablanca sebelah Utara, memutar di jalan Casablanca, setelah keluar dari Underpass Cassablanca sebelah Utara, kemudian melewati Underpass Cassabanca sebelah Selatan untuk ke jalan Dr. Satrio bagian Selatan.
Menurut Sukamto, petugas Dinas Perhubungan di lokasi, penutupan jalan tidak menyebabkan macet, hanya membuat bingung pengendara. Arus kendaraan berjalan agak lambat tidak sampai berhenti karena lebar ruas jalan hanya cukup untuk satu mobil pada siang tadi.
"Dari pagi lalu lintas biasa saja, tidak macet. Hanya membuat bingung yang bukan pengguna rutin jalan ini," terangnya saat ditemui Repubika, Senin (12/9).
Sukamto menambahkan, arus jalan melambat terjadi pagi hari mulai kawasan Mal Ambasador. Menurutnya hal itu lebih disebabkan karena banyaknya penyeberang jalan di kawasan Ambasador. Wilayah Ambasador memang tidak terdapat jembatan penyeberangan.
Sejak pagi kurang lebih sudah 25 pengguna jalan yang bertanya pada petugas Dinas Perhubungan yang berjaga. Kebanyakan dari mereka tidak mengetahui jalan. Titik kemacetan justru terjadi di ruas jalan Rasuna Said dan Casablanca menuju Kampung Melayu.
Kemacetan terjadi saat jam sibuk seperti pagi dan sore hari. Hal itu lebih disebabkan karena penyempitan badan jalan akibat dibangunnya tiang pancang jalan layang tepat di tengah ruas jalan. Selain itu, lebar jalan yang sempit tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang lewat. Terutama saat jam sibuk berangkat maupun pulang kerja.
Untuk mencegah kemacetan jalan, Dinas Perhubungan telah menyiagakan petugas untuk membantu mengatur arus lalu lintas. Sebanyak enam personel ditempatkan di titik-titik prediksi kemacetan. Terutama saat jam sibuk di ruas jalan Rasuna Said dari Mampang ke arah Kuningan, di ruas Casablanca dari tanah Abang menuju Kampung Melayu serta di titik penutupan jalan di jalan Dr. Satrio menuju Rasuna Said.
Di ruas jalan yang ditutup sendiri, Dishub dibantu polisi lalu lintas membantu mengalihkan arus kendaraan dari Tanah Abang menuju Rasuna Said maupun sekitarnya. Menurut seorang pengguna jalan, Tata, penutupan jalan ini membuat perjalanannya semakin jauh. Meskipun tidak membuat macet, perjalanannya ke Atrium menjadi lebih lama.
Seorang pengguna jalan yang lain, Iwan Iriyadi menyatakan, pihaknya justru mendukung dibuatnya jalan layang ini. Menurutnya, jalan layang ini nantinya juga akan digunakan masyarakat. Dia tidak merasa dirugikan dengan jarak tempuh perjalanannya yang semakin panjang dan lama.
"Saya tidak keberatan kalau perjalanan saya menjadi jauh, ini juga untuk masyarakat. Paling hanya beberapa menit saja saya terlambat," ungkapnya kepada Republika.
Rencananya, ruas jalan Dr. Satrio bagian Selatan akan mulai dibuka kembali tanggal 20 September mendatang. Hal ini akan memudahkan perjalanan dari jalan Rasuna Said menuju Tanah Abang. Sudah tiga bulan ruas jalan ini ditutup karena pembangunan jalan layang non tol ini.