REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Usai musim mudik pada lebaran tahun ini, para penipu mulai bergentayangan untuk mencari pendapatan. Berbagai modus operandi dilakukan. Diantaranya dengan kedok pemberian tabungan asuransi sosial pegawai negeri (taspen) ganda. Penipuan ini dilakukan dengan objek para pensiunan Pegawai Negeri Sipil.
Salah seorang pensiunan guru, Sajidin Anas, mengaku hampir ditipu oleh seseorang yang mengaku bernama Sudi saat dihubungi melalui telepon, Rabu (14/9). Sudi, ungkapnya, mengaku berasal dari Badan Kepegawaian Negara. Mantan Kepala Sekolah SDN 03 Cililitan, Jakarta Timur, ini dijanjikan uang senilai Rp 50 Juta sebagai bonus dana pensiun.
"Kemarin ada yang telepon. Namanya Sudi. Janjiin ngasih uang pensiun Rp 50 Juta dengan dipotong 2,5%,"ujar Sajidin saat berbincang dengan Republika, Kamis (15/9), di Jakarta. Kepada Sajidin, Sudi mengaku harus segera mencairkan bonus taspen tersebut karena akan ada pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan.
Tergiur dengan iming-iming Sudi, Sajidin pun menghubungi nomor telepon yang diberikan oleh Sudi. Menurut Sudi, ujarnya, nomor itu adalah nomor petugas Taspen yang akan menjelaskan tentang mekanisme pencairan uang. Saat dihubungi, ungkap Sajidin, petugas tersebut bertanya tentang saldo dan nomor rekening tabungan yang dimiliki Sajidin.
"Saya kasih. Terus disuruh ke ATM Bank DKI terdekat," tuturnya.
Curiga dengan gelagat orang tersebut, Sajidin pun mengecek ke Taspen Jakarta Timur. Sajidin pun mendapat penjelasan bahwa tidak ada bonus taspen seperti yang dijanjikan oleh orang yang baru saja dihubunginya itu. Malah, tuturnya, petugas Taspen mengatakan bahwa Sudi sedang dicari polisi karena modus penipuan.