Jumat 30 Sep 2011 17:47 WIB

Penipuan Berkedok Ingin Kontrak Rumah Dibekuk di KA

Rep: C28/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta - Pelaku penipuan dalam komuterline jurusan Bogor dan Jakarta tertangkap di Stasiun Cilebut. Korban, Erwin, tidak sengaja bertemu kembali dengan pelaku ketika akan berangkat bekerja siang tadi sekitar pukul 15.00 WIB. Penipuan berkedok ingin kontrak rumah, terjadi pada Senin (26/9) kemarin.

Awalnya, pelaku yang bernama Budi berpura-pura mengaku ingin mengontrak rumah korban. Budi lalu menghampiri rumah korban untuk mencari keterangan. Budi saat itu mengaku sebagai pegawai Bank Mandiri. Budi mengatakan bahwa dia akan mengontrak selama 6 bulan. Dia meminjam telepon Erwin untuk menghubungi istri dan ibunya.

Ketika diberi HP CDMA, Budi minta tukar dengan Blackberry 8110 warna hitam. Alasannya, dia akan melakukan transaksi internet banking. "Saya tidak curiga, apalagi setelah dia bilang mau bayar langsung untuk 6 bulan," kata Erwin kepada Republika di Stasiun Kota, Jumat (30/9).

Terjadilah kesepakatan harga antara keduanya. Setelahnya pelaku minta diantarkan ke ATM. Erwin lalu mengantar Budi ke ATM yang teletak di dalam area Bogor Trade Mall. Erwin tanpa curiga menunggu di parkiran, sementara Budi masuk ke mal dengan dalih mengambil uang.

Saat di mall inilah Budi kabur dengan membawa telepon genggam milik Erwin. Setelah menunggu agak lama, Erwin kemudian sadar bahwa dirinya telah ditipu. Dia saat itu belum lapor ke polisi karena ada pekerjaan di kantor.

Namun, pada Jumat (30/9) hari ini sekitar pukul 12.00 WIB Erwin menunggu komuterline yang akan membawanya ke tempat kerja. Tanpa sengaja Erwin melihat Budi kembali di dalam kereta. Sigap, Erwin meminta bantuan kondektur dan petugas kereta api untuk menghampiri pelaku.

Ketika dihampiri, Erwin langsung menanyakan apakah Budi masih mengenali dirinya. Budi tidak mengelak dan tanpa melakukan perlawanan. Soal telepon genggam, Budi mengaku benda itu ada di rumahnya. Erwin lalu mengancan akan memberitahu penumpang lain jika telepon genggamnya tidak dikembalikan.

Pelaku saat ini masih diamankan di kantor Polisi Khusus Kereta Api, Stasiun Kota. Budi akhirnya mengaku sudah menjual telepon genggam tersebut seharga Rp. 600.000. Uang ini diakuinya akan digunakan untuk membiayai kontrakan dan kebutuhan keluarganya.

Budi sudah sebulan tak punya pekerjaan. Dia sering melihat Erwin ke luar masuk rumahnya yang terletak dekat stasiun Cilebut. Dari hasil pengamatan inilah dia tahu kebiasaan Erwin. Budi mengaku ini pertama kali dia melakukan pencurian. Pelaku tertangkap basah di KRL KA 5053 jurusan Bogor-Kota.

Arso Mulyono, Asisten Administrasi Polsuska Stasiun Kota mengatakan ini pertama kalinya terjadi penipuan berkedok ingin mengontrak rumah. Kasus kriminal yang paling sering terjadi di dalam kereta adalah penjambretan dan pencopetan.

Arso pun mengimbau kepada pengguna kereta agar lebih waspada terhadap orang tak dikenal, terlebih yang menunjukkan gelagat sok akrab. Tiga titik yang sering terjadi tindakan kriminal adalah peron, dalam kereta, dan loket pembelian karcis.

"Kalau di dalam kereta, jangan berdiri dekat pintu masuk, memakai perhiasan berlebihan dan memaksa berdesakan. Penjambretan seringkali terjadi akibat penumpang kurang waspada," imbuh Arso.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement