REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sistem layanan keamanan bagi pengunjung di Bandara Internasional Soekarno- Hatta (Soeta), Cengkareng, Jakarta Barat, dinilai masih lemah. Sehingga sistem ini perlu dievaluasi bersama oleh seluruh pemangku kepentingan-- demi memberi jaminan keamanan yang lebih baik.
Kasus hilangnya tiga unit mobil dari area parkir bandara internasional ini, Selasa (4/10), setidaknya menjadi bukti. Sistem itu masih memiliki 'celah' yang akhirnya dimanfaatkan para pelaku pencurian kendaraan bermotor (ranmor) untuk beraksi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharudin Djafar menyampaikan, Bandara Soeta memiliki sistem keamanan khusus. Sistem ini dikoordinasi dan dikelola otoritas bandara setempat, PT Angkasa Pura dengan melibatkan banyak unsur, termasuk Polri.
Ketika sistem khusus ini 'kebobolan' oleh aksi pencurian kendaraan bermotor, ia melihat sistem pengamanan khusus ini perlu dipadukan kembali. Tentunya untuk menutup celah terjadinya tindak kejahatan pada fasilitas berstandar internasional tersebut.
"Misalnya, pada sektor mana yang butuh diperkuat lagi dalam sistem keamanan itu," kata Baharudin, yang dikonfirmasi wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (5/10).
Apalagi, jelasnya, sampai ada salah satu pintu akses bandara yang dibiarkan longgar pengawasannya atau kamera CCTV yang tak berfungsi. Seluruh pihak yang berkompeten dalam pengamanan harus meningkatkan peran masing- masing.
Baginya, apapun komponen yang mendukung faktor keamanan di bandara ini harus mampu berfungsi maksimal. Yang tidak dapat optimal harus dibenahi agar semua berfungsi optimal. "Ini menjadi evaluasi dan perbaikan bersama untuk menutup kelemahan sistem yang masih terjadi," tambah Baharudin.
Dalam waktu sehari, Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta menerima tiga laporan kehilangan kendaraan di area parkir terminal 1A, 1B dan !C Bandara Soekarno-Hatta.