REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Tidak terima sang anak dipermalukan di hadapan teman-temannya, seorang bapak melaporkan oknum guru ke Mapolres Bogor, di Jalan Tegar Beriman, Senin (28/11). Adhar (40 tahun), dengan raut wajah menahan kesal menceritakan kejadiaan tak mengenakan yang menimpa anaknya kepada Republika.
Kejadian ini bermula ketika, Jumat (25/11), SMPN 2 Sukaraja, Kabupaten Bogor mengadakan pentas seni sekolah. Saat itu, anak Adhar, Surya Atmadja, siswa kelas IX tengah duduk-duduk berkumpul bersama para temannya di tangga sekolah.
Namanya anak-anak, sembari berkumpul Surya dan kawan-kawan ternyata juga membuat kegaduhan. Kegaduhan mereka rupanya tidak disukai Mur, salah seorang guru sekolah.
Oleh Mur, Surya dan kawan-kawan ditegur dan diminta segera menghentikan kegaduhan. Namun sayang, teguran yang dilayangkan Mur, disertai penganiayaan dan sikap tak terpuji terhadap Surya.
"Anak saya mendapat penganiayaan secara fisik dan Mental. Pak Mur menempelkan kepalan tangannya ke wajah anak saya dan kemudian mendorongnya," ujar Adhar kepada Republika usai membuat berita acara pemeriksaan (BAP) di Mapolres Bogor.
Bukan hanya mendapat perlakuan fisik yang tak mengenakan, Surya menurut Adhar, juga dipermalukan secara psikologis oleh sang oknum guru. Baju Surya ditarik hingga robek di hadapan teman-temannya. "Pasca kejadian itu, anak saya tidak mau melanjutkan sekolah karena merasa dipermalukan," katanya.
Adhar mengaku dirinya sudah berusaha membangun komunikasi dengan pihak sekolah melalui wali kelas Surya. Namun upayanya ini tidak mendapat respon sebagaimana yang diharapkan.
Kini Adhar mengaku hanya bisa bingung dengan keinginan anaknya untuk berhenti sekolah. Dia berharap pihak kepolisian bisa menyelesaikan kasus ini secara tuntas. "Anak saya kelas tiga sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan," imbuhnya.
Sementara itu Surya Atmadja, siswa yang dikabarkan mendapat penganiayaan mengatakan, kejadian tak mengenakan yang dia terima dari sang guru dilakukan di hadapan teman-temannya. "Saya diomelin dan ditarik baju saya sampai robek. Saya tidak mau melanjutkan karena malu dipermalukan," katanya.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Sukareja, Riswanto kepada Republika membantah tuduhan penganiayaan yang dilakukan salah seorang guru sekolah. Menurutnya, sang guru hanya memberi peringatan kepada para murid lantaran kegaduhan yang mereka ciptakan mengganggu jalannya pentas seni.
"Tidak benar ada pemukulan apalagi penganiayaan," kata Riswanto kepada Republika di ruangannya.
Riswanto menambahkan, robeknya baju seragam milik Surya juga terjadi secara tidak sengaja. Baju tersebut robek lantaran Surya berusaha melepaskan diri ketika sedang dipegangi oleh Guru Mur.
Sebaliknya, Riswanto justru mengatakan Surya selama ini dikenal sebagai anak yang nakal. "Dia sudah tidak masuk sekolah selama 21 hari dalam semester ini," katanya.
Riswanto juga mengaku siap bila pihak sekolah dipanggil petugas kepolisian untuk menerangkan duduk permasalahan yang sebenarnya. Namun demikian, imbuh Riswanto, jika pihak orang tua berniat menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan pihaknya juga akan merespon secara lebih positif.
"Saya harap kejadian ini tidak dibesar-besarkan. Dan Surya bisa kembali belajar di sekolah," katanya. Sementara itu guru Mur sendiri saat hendak diwawancarai Republika tidak berada di sekolah karena sedang ada keperluan.