Jumat 23 Dec 2011 13:21 WIB

Butuh Susu Bayi, Seorang Ibu Muda Nekat Curi HP di Busway

Rep: Satya Festiani/ Red: Chairul Akhmad
Aksi kriminalitas kerap terjadi di bus Transjakarta.
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Aksi kriminalitas kerap terjadi di bus Transjakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Demi membeli susu untuk bayinya, seorang ibu muda, Titin (25) nekat mencuri dua ponsel Blackberry di dalam bus Transjakarta Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit).

"Saya mengambil HP (ponsel) cuma buat beli susu anak saya yang masih berusia satu bulan setengah," ujar Titin kepada wartawan, di Polsek Jatinegara, Jumat (23/12).

Ia mengaku nekat mencopet ponsel milik Rahmi Amelia (20), karena sebelumnya tidak mendapat pinjaman uang dari temannya. Ia mengatakan, baru pertama kali ini mencopet.

Kejadian bermula ketika Amel, panggilan akrab korban, bersama temannya ingin pergi ke Blok M. Mereka naiki bus Transjakarta dari halte Penas, kemudian transit di Cawang UKI untuk berganti bus ke arah Semanggi. Keduanya berdiri di area khusus perempuan dalam bus gandeng tersebut.

Saat perjalanan menuju halte BNN, keadaan bus penuh sesak. Karena takut terjadi sesuatu dengan tasnya, Amel memindahkannya ke bagian depan. Amel terkejut karena tasnya sudah terbuka. "Pelaku kemudian bilang, kalau tadi ada penumpang pria yang mencoba merogoh tas saya. Ia bilang nanti saja periksa tas setelah duduk," ujar Amel.

Setelah mendapatkan tempat duduk, Amel memeriksa ponsel Blackberry tipe Javelin dan Gemini miliknya yang ternyata sudah lenyap. Tiba-tiba, Titin memberitahukan kalau kedua ponsel Amel sudah ia amankan. Karena takut ketahuan mencuri, Titin kemudian turun dari bus Transjakarta saat berhenti di halte BNN. Namun, Titin ditangkap petugas penjaga halte karena Amel berteriak, "Maling!"

Atas tindakannya tersebut, Titin kemudian dibawa ke Polsek Jatinegara, yang kemudian diserahkan ke Polsek Kramat Jati untuk diproses. Dari dalam tas pelaku, ditemukan sebuah cincin dan silet. Dia mengelak bila silet yang dibawanya itu sebagai senjata saat beraksi.

"Saya enggak kepikiran mau nyopet. Saya mau damai saja," ujar perempuan asal Kosambi, Tangerang ini. Dia juga mengaku berniat menjual cincin yang dia bawa. "Surat cincin ada, makanya saya mau jual," ujar dia.

Titin sebenarnya memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik plastik dengan penghasilan Rp 13.000 per hari. Dan suaminya juga buruh pabrik dengan penghasilan Rp 27.000 per hari. Menurut dia, penghasilan mereka masih tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement