REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dampak kemacetan di tiga titik gerbang Tol Dalam Kota Jakarta bukan akibat kesalahan desain awal atau kajian pembangunan jalan tol. Namun, lebih dipengaruhi faktor-faktor perubahan kondisi lingkungan yang pesat.
Direktur Operasional PT Jasa Marga, Adityawarman, mengatakan setidaknya ada tiga faktor yang menjadi penyebab kemacetan di sekitar gerbang tol ini. Ia mencontohkan di kawasan pintu Tol Semanggi 1, saat pembangunan di kawasan ini tidak ada mal. "Sekarang, di sana berdiri mal yang tentu akan menambah volume pengguna jalan," ujarnya, Rabu (11/1).
Pembangunan jalur bus Transjakarta yang berdampingan dengan jalan tol juga ikut memberi andil. Karena desain pembangunan jalan tol ini sama sekali belum mempertimbangkan bakal dioperasionalkannya bus Transjakarta. Faktor ketiga adalah pertumbuhan kendaraan yang cukup pesat di Jakarta, sehingga memengaruhi kapasitas jalan di Jakarta.
Terkait usulan pemindahan gerbang tol ini sudah dibicarakan antara PT Jasa Marga, Pemprov DKI Jakarta serta Polda Metro Jaya. "Prinsipnya, Pemprov DKI Jakarta yang akan mengupayakan pembebasan lahan," jelas Adityawarman.
Khusus gerbang Semanggi, kata dia, sempat mengemuka alternatif penanganan dengan menutup gerbang Semanggi 1. Konsekuensinya, gerbang Semanggi 2 harus ditambah gardu pembayaran. "Sebab, jika tidak ditambah gardu loket pembayaran ini, limpahan kendaraan yang akan masuk di pintu 1 juga akan menjadi masalah. Ujung-ujungnya tetap menjadi simpul kemacetan," ujarnya.