Sabtu 14 Jan 2012 19:39 WIB

Kian Memprihatikan, Peredaran Senjata Api Ilegal

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pemeriksaan Senpi (Ilustrasi)
Pemeriksaan Senpi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Keberadaan senjata api (senpi) ilegal, baik buatan pabrikan atau rakitan di Jakarta yang kian marak mulai menimbulkan kecemasan. Belum tuntas polisi mengungkap kasus penemuan senjata dalam tabung gas elpiji di Bekasi, Polda Metro Jaya mendapat laporan penemuan senpi rakitan di Kosambi, Tangerang, Kamis (14/1).

Senpi rakitan ini diamankan dari dua orang yang diduga pelaku curanmor. Selain itu ada insiden terbaru, senpi 'menyalak' di Bekasi dan menewaskan Asep Suseno (27). Pekerja toko meterial di Bekasi itu tewas tertembus peluru orang tak dikenal di bagian rusuk sebelah kiri, Jumat (13/3).

Korban Asep ditembak di bagian rusuk sebelah kiri oleh pelaku tak dikenal, diduga hanya karena berselisih dengan sesama pengendara di ruas Jalan Diponegoro, Tambun, Bekasi, tepatnya di depan kantor PT Sinde. Pelaku penembakan --yang disebut- sebut dua pengendara sepedamotor bebek-- ini juga terus diburu polisi.

Pihak Polda Metro Jaya sebelumnya merilis senpi yang ditemukan dalam tabung gas elpiji di Bekasi, dipastikan ilegal. Karena tidak memiliki nomor register yang bisa digunakan untuk menelusuri pabrik pembuat serta penggunanya.

Terakhir, polisi masih berupaya menelusuri asal muasal senpi ini dari para agen pengepul gas elpiji di wilayah Bekasi. Untuk kasus penembakan Asep di Bekasi, polisi juga masih memburu dua orang pengendara sepedamotor yang ditengarai sebagai pelakunya.

"Kasus penembakan di Bekasi masih didalami, termasuk senpi yang digunakaan untuk 'mengeksekusi' korban," tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Sabtu (14/1).

Menurut Rikwanto, proyektil yang menewaskan Asep sudah menjadi serpihan dan belum bisa menjadi petunjuk untuk melacak jenis senjatanya. Padahal keberadaan peluru tersebut sangat penting untuk mengidentifikasi senjata yang digunakan pelaku.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement