Senin 06 Feb 2012 19:56 WIB

Kini Cap Gomeh Bukan Hanya Milik Warga Etnis Cina

Perayaan Cap Gomeh
Foto: Antara
Perayaan Cap Gomeh

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan perayaan Cap Go Meh tidak hanya menjadi milik warga Cina, namun seluruh masyarakat Indonesia. "Perayaan Cap Go Meh ini sudah menjadi budaya bangsa yang dapat dinikmati seluruh masyarakat, tidak hanya masyarakat Tionghua saja," kata Gubernur saat membuka secara resmi Kirap Cap Go Meh 2012 di Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Senin (6/2).

Gubernur mengatakan, perayaan Cap Go Meh dirayakan secara bersama-sama oleh masyarakat Tionghua yang juga disaksikan oleh masyarakat Bogor dan lainnya. Menurut Gubernur, seluruh umat adalah satu meski berbeda agama, budaya dan warna kulit tapi berasal dari satu Tuhan yang sama yakni Tuhan Yang Maha Esa.

"Kita umat yang satu, nenek moyang yang satu. Kita harus menghargai perbedaan, karena perbedaan itu menyatukan kita," kata Gubernur. Kehadiran tarian Papua yang menyambut kedatangan Gubernur dan atraksi Reog Sunda merupakan tanda bahwa Cap Go Meh merupakan perayaan bangsa budaya Indonesia.

Gubernurpun mengucapkan terimakasih kepada panitia dan Yayasan Dhangun yang telah menggelar kirap Cap Go Meh tersebut. "Tampilnya budaya Papua sebagai tanda kita berada di satu perahu Indonesia menuju kemakmuran," kata Gubernur.

Ia berharap kegiatan ini dapat menyatukan masyarakat lewat silaturahmi yang terjalin dalan perayaan tersebut. Gubernur menambahkan pendekatan budaya sangat tepat dalam menyatukan masyarakat. Dengan kotak budaya dapat menyatukan kotak-kotak lainnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Dhanagun Suhardi Arnold menyebutkan Perayaan Cap Go Meh telah menjadi pesta rakyat yang diselenggarakan oleh lintas agama dan lintas budaya. "Dengan perayaan Cap Go Meh ini dapat mempererat hubungan persaudaraan antara masyarakat di Kota Bogor dan sekitarnya," kata Suhardi.

Perayaan Kirap Cap Go Meh berlangsung meriah. Antusiasme warga untuk menyaksikan perayaan setahun sekali tersebut cukup tinggi. Ini terlihat dari padatnya jumlah pengunjung yang datang sejak pagi hingga berlangsungnya parade mobil hias yang digelar mulai pukul 18.00 WIB. Para pengunjung tidak hanya berasal dari Kota Bogor, tapi sejumlah daerah seperti Jakarta bahkan mancanegara

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement