Kamis 15 Mar 2012 09:37 WIB

Alumni HMI Kutuk Penyerangan oleh Aparat

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Hafidz Muftisany
Sekretariat HMI Cikini
Foto: seputarnusantara
Sekretariat HMI Cikini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyerangan Markas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (14/3) malam, yang diduga dilakukan aparat Brimob, mendapat kecaman dari para alumni. Adi Prayitno misalnya. Mantan pengurus pusat ini menyayangkan sikap represif yang ditunjukkan petugas keamanan.

Pasalnya, kata dia, tindakan tersebut sangat bertentangan dengan sistem demokrasi yang dianut oleh negara. Karena itu, tindakan yang dilakukan aparat Brimob sejatinya juga telah melawan negara. Selain itu, tindakan tersebut setidaknya juga membuat kritisisme mahasiswa menjadi terbelenggu.

Hal tersebut, jelas Adi, karena upaya mahasiswa untuk menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM seharusnya diakomodir dengan melibatkan mereka dalam forum ilimah. “Bukan malah diserang,” ujarnya, Kamis (15/4).

Hal senada juga diungkapkan Ahmad Fuad Maulana. Mantan ketua komisariat ini juga mengutuk persitiwa tersebut. Menurut dia, hal tersebut tidak semestinya dilakukan. Apalagi petugas negara. Harusnya, kata dia, para petugas hukum lebih mengedepankan dialog ketimbang kekerasan. “Apalah jadinya negera kita kalau kekerasan yang selalu di depankan,” ujarnya.