REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Sejak Desember 2011 hingga Maret 2012, perampokan merajalela di Depok, Jawa Barat. Pelaku perampokan tidak hanya menggunakan senjata tajam tapi juga menggunakan senjata api (senpi).
Perampok beraksi pada tengah malam hingga menjelang Subuh. Dengan jumlah dua sampai empat orang, mereka menyasar minimarket yang beroperasi hingga 24 jam. Modusnya, pelaku berpura-pura sebagai pembeli.
Para pelaku perampokan mengancam kasir dengan senjata api atau senjata tajam untuk menguras isi mesin kasir serta membawa barang-barang yang diinginkan seperti rokok, makanan. dan minuman.
Tercatat, sudah empat minimarket 24 jam dan tiga rumah yang disantroni perampok. Pertama, pada 18 Desember 2011, pukul 04.00 WIB, terjadi peristiwa perampokan minimarket Alfamart di Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok. Awal Januari 2012, perampokan bersenjata kembali terjadi di Indomaret, Jalan Tole Iskandar, Sukmajaya, Depok.
Perampokan bersenpi dan golok kembali terjadi pada Senin (12/3) di Alfamart Pancoranmas, Jalan Raya Sawangan depan Rumah Sakit Bhakti Yudha. Pada Kamis (15/3), perampok kembali beraksi di Alfamart Jalan Nusantara, Pancoranmas, Depok.
Peristiwa teranyar, perampokan yang menimpa sebuah rumah seorang pengusaha. Perampok bersenjata api (senpi) beraksi di Jalan Harapan No 70, Rangkapan Jaya, Pancoranmas, Depok, Jumat (16/3) dini hari, pukul 02.30 WIB. "Salah seorang perampok menodongkan pistol ke kepala saya,'' kata korban, Norman Sugianto, saat melapor kejadian perampokan yang dialaminya ke Mapolsek Metro Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, Jumat (16/3).
Bagi para pengusaha minimarket, merajalelanya perampokan bersenpi dan bersenjata tajam sangat meresahkan. ''Berusaha jadi tidak nyaman,'' kata Fahmi Fauzi, pengelola Alfamart di Jalan Asmawi, Beji, Depok. ''Pastinya kami resah,'' tegasnya.
Fahmi berharap pihak kepolisian dapat membuat rasa aman dan sesegera mungkin mengungkap dan menangkap para pelaku perampokan. ''Kami berharap lebih intensif patroli polisi di malam hari,'' ujarnya.