REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA - Perilaku salah satu kontraktor pengerjaan perbaikan jalan di Kabupaten Purbalingga, benar-benar keterlaluan. Dalam mengerjakan proyek yang didanai APBD, salah satu kontraktor tersebut diketahui mengerjakan penambalan jalan berlubang hanya dengan urugan tanah. '
'Saya benar-benar geram dengan perilaku kontraktor tersebut,'' kata Bupati Purbalingga. Heru Sudjatmoko, Rabu (20/7). Padahal bupati menyatakan, dalam setiap proyek yang didanai anggaran pemerintah, dia tidak perna minta macam-macam, seperti meminta kualitas terbaik dalam pengerjaan proyek tersebut.
''Saya hanya minta kontraktor yang menangani proyek-proyek tersebut, agar mengerjakan sesuai kontrak yang sudah disepakati. Karena itu, kalau akhirnya ternyata tidak sesuai kontrak, saya perintahkan agar diputus kontrak saja,'' tegas Bupati Heru.
Ihwal perilaku kontraktor yang mengerjakan proyek tidak sesuai kontrak ini, diketahui langsung oleh Bupati saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah proyek fisik perbaikan jalan dan jembatan, sehari sebelumnya. Inspeksi Bupati ini didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ir Sigit Subroto.
Saat meninjau proyek pengerjaan pernbaikan jalan di ruas jalan antara Desa Bancar dan Jatisaba, Bupati melihat ada pengerjaan penambalan lubang jalan dengan hanya menggunakan urugan tanah. Urugan tersebut, kemudian digilas dengan stoom wals.
Padahal, sesuai kontrak yang telah ditandatangani, bahan material yang digunakan untuk mengurug lubang tersebut harusnya berupa pasir aspal. ''Terus terang saya kecewa dengan pekerjaan pemeliharaan jalan Bancar- Jatisaba. Penambalan lubang jalan digarap sembarangan dan tidak sesuai kontrak,'' jelasnya.
Kepada pelaksana pekerjaan yang ada saat itu, Bupati sempat bertanya kenapa mengurug lubang tersebut dengan tanah. Namun pelaksana pekerjaan itu, menyatakan bahwa material yang digunakan untuk mengurug lubang itu bukan tanah, tapi pasir urug.
Mendapat jawaban tersebut, Bupati langsung memerintahkan urugan tersebut dibongkar seluruhnya dan menggantinya dengan pasir aspal.
Sebelum melakukan pengecekan, Bupati mengaku sering mendapat keluhan dari warga sekitar desa Jatisaba. Warga menanyakan, kenapa penambalan jalan berlubang tidak dilakukan dengan menggunakan aspal. Tapi hanya dengan pasir urug yang lebih banyak mengandung tanah.
Penambalan lubang jalan dengan urugan tersebut, malah menyebabkan kondisi jalan menjadi becek. Berdasarkan laporan itulah, dia melakukan pengecekan ke lapangan.
Bupati sendiri mengakui, pihak kontraktor tentu ingin mencari untung dalam setiap pengerjaan proyek yang berasal dari pemerintah. Namun dia berharap, keuntungan yang diperoleh mestinya tetap dalam batas yang wajar. ''Tapi kalau menambal lubang jalan hanya dengan urugan tanah kemudian diselender, ini sudah keterlaluan,'' kata Bupati.