REPUBLIKA.CO.ID, GARUT - Perusahaan Otobus (PO) Karunia Bakti melakukan penelitian secara internal penyebab bus jurusan Garut-Jakarta yang mengalami kecelakaan di Puncak Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/2). Insiden itu menyebabkan 14 penumpang tewas dan yang lain luka-luka.
"Sekarang terkait kejadian ini kita juga masih dalam penelitian," kata Direktur PO Karunia Bakti, Wahyu, di Garut, Sabtu. Penelitian, kata Wahyu, dilakukan terhadap kondisi kendaraan. Meeskipun, imbuhnya, sebelum diberangkatkan kondisinya sudah dinyatakan layak beroperasi.
Bahkan pihak perusahaan, kata Wahyu, akan memeriksa supir bus untuk mencari tahu adanya anggapan supir mengkonsumsi minuman keras. "Masih dalam penelitian, adanya asumsi dari pikiran orang lain supir meminum minuman keras, kita juga belum tahu," jelasnya.
Ia menjelaskan sebanyak 200 orang supir bus Karunia Bakti selalu diberikan pembinaan dan pengarahan termasuk larangan tidak mengkonsumsi narkoba atau minuman keras. "Terkait meminuman keras, kita disini paling keras melarangnya," katanya.
Sementara itu kecelakaan beruntun melibatkan bus Karunia Bakti nopol Z1795DA jurusan Garut-Jakarta yang dikemudikan Lukman diduga mengalami rem blong di Jalan Raya Puncak. Bus menghantam 12 kendaraan, di antaranya bus Doa Ibu jurusan Tasikmalaya-Jakarta, enam mobil pick up, dua minibus, dan dua sepeda motor.