Sabtu 26 Mar 2011 13:09 WIB

Pemprov Bengkulu Sekolahkan Anak Jalanan

Anak jalanan
Anak jalanan

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Pemerintah Provinsi Bengkulu memprogramkan untuk menyekolahkan dan memberi beasiswa terhadap anak jalanan yang setiap hari mangkal pada persimpangan jalan di Kota Bengkulu.

Program tersebut hendaknya didukung pihak berwenang lainnya, sehingga dapat mengurangi kelompok anak jalanan disetiap persimbangan jalan, kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Bengkulu Dra Zuknaini, Sabtu.

Hingga saat ini program tersebut kurang mendapat respon dari kalangan anak jalanan, mereka hanya sebagian kecil saja mau ikut, sedangkan lainnya memilih kembali ke jalanan.

Bila program itu disosialisasi secara rutin terhadap anak jalanan, ia yakin akan berhasil karena kondisi kehidupan anak tersebut sangat memprihatinkan tamasuk masa depannya, ujarnya.

Pihaknya belum bisa berperan di depan masalah anak tersebut karena perlindungan anak belum masuk di Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB.

Mengenai tingkat tingkat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di daerah ini, ia menjelaskan dua tahun terakhir terjadi peningkatan yaitu selama tahun 2009 tercatat 31 kasus dan naik menjadi 41 kasus pada tahun 2010.

"Biasanya menjadi korban itu adalah ibu rumah tangga tidak punya mata pencaharian tetap dan cendrung mengandalkan suaminya karena takut diceraikan atau tidak diberi nafkah korban memilih diam," katanya.

Hal itu, disebabakan sifat paterilineal atau garis ayah lebih mendominasi di Bengkulu semua kebijakan dan keputusan diambil laki-laki meskipun BPPKB sudah melakukan sosialiasi Undang-undang KDRT sebanyak 100 kali pada tahun 2010 bekerja sama dengan LSM Women Crisis Centre (WCC) tetap belum berpengaruh.

Dipeparah lagi dengan istri atau perempuan menjadi korban tidak berani melaporkan tindak kekerasan dilakukan suami atau pacarnya, mereka malu karena masalah pribadi terungkap tetapi ada juga jiwanya tertekan, ujarnya.

Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu Drs Jannatul Firdaus mengatakan, masalah anak jalanan di daerah ini sulit untuk dibina karena dijadikan obyek cari uang oleh kelomok tertentu.

"Kami sudah banyak menemukan dan menangkap anak jalanan itu, tapi setelah dibina datang orang mengaku orang tuanya untuk mengambil anak tersebut," ujarnya.

Setelah ditelusuri yang mengaku orang tua anak itu adalah kelompok

pembina mental anak untuk mencari uang, mereka banyak mengajukan tuntutan bila anak itu dibina pemerintah.

Bila berhasil mengatasi kelompok tersebut, mudah-mudahan anak jalanan di Kota Bengkulu akan habis dan mendukung program gubernur untuk menyekolahkan dan membri beasiswa tersebut, katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement