REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP-- Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan menyatakan, kejadian kebakaran di Pertamina Refinery Unit IV Cilacap akan menjadi bahan evaluasi yang berharga. "Bagi kami ini akan meningkatkan aspek HSE (Health, Safety and Environment) di setiap lini operasi kami, agar insiden semacam ini tidak terulang kembali," kata Karen, Rabu petang.
Menurut dia, hal ini akan dilakukan karena industri minyak dan gas (migas) penuh risiko sehingga perlu ditata, baik dalam upaya pencegahan, perbaikan sistem, maupun upaya penanggulangan ketika terjadi insiden. Terkait kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap, dia mengatakan, api yang membakar tangki Pertamina RU IV Cilacap dinyatakan benar-benar padam pada pukul 17.00 WIB.
Ia mengatakan, musibah kebakaran di Pertamina Cilacap tidak memengaruhi pasokan bahan bakar minyak (BBM) nasional. "Kami akan terus berupaya maksimal dan tetap memastikan bahwa pasokan BBM dan distribusi BBM nasional tidak akan terganggu," katanya.
Disinggung mengenai tanggung jawab Pertamina terhadap lingkungan, dia mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi lebih lanjut. "Kami terus terang saja baru hari ini selesai, tapi kami akan evaluasi nanti dampak lingkungan seperti apa," kata dia menegaskan.
Dia menolak jika proses pemadaman kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap terkesan terlambat. Menurut dia, kebakaran tersebut tidak hanya pada satu tangki tetapi tiga tangki. "Dengan fasilitas yang seperti itu, 'water management', mengatur suhu, mengatur konten yang ada di dalam tangki, dan arah angin sangat memengaruhi upaya pemadaman," katanya.
Mengenai penyebab terjadinya kebakaran, dia mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum bisa memastikan. Kendati demikian, Karen mengatakan, penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dapat mulai masuk untuk menyelidikinya.
General Manager Pertamina RU IV Cilacap Bambang Harjanto mengatakan, penyaluran produk BBM dari Pertamina Cilacap tetap berjalan normal meskipun terjadi penghentian operasional beberapa kilang akibat kebakaran tersebut. Pada bulan April, kata dia, kilang I seharusnya memproduksi BBM sebanyak 110 ribu barel per hari, sedangkan kilang II memroduksi 170 ribu barel per hari sehingga total 280 ribu barel per hari dari total produksi Pertamina RU IV Cilacap sebanyak 348 ribu barel per hari.
Kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap pertama kali terjadi pada hari Sabtu (2/4), pukul 04.55 WIB, di tangki 31-T2 yang berisi minyak ringan HOMC (High Octane Mogas Component), yakni cairan yang digunakan untuk meningkatkan angka oktan pada premium.