Kamis 21 Apr 2011 08:15 WIB

Keluarga Korban Penembakan Tuntut Proses Hukum

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Keluarga korban penembakan dalam insiden bentrokan antarwarga dan polisi di Kabupaten Tulangbawang Barat, pada Selasa (19/4) malam, yang menewaskan dua warga di daerah itu, menuntut penindakan hukum tegas terhadap pelaku penembakan. Salah satu kerabat keluarga korban, Sodikin (42), di Bandarlampung, Rabu, mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandarlampung.

"Keluarga besar sepakat penembakan tersebut harus diproses, dan kami sudah menyiapkan pengacara yang akan mendampingi keluarga korban utnuk melaporkan oknum yang menembak Anton," kata dia. Sodikin meneruskan, pihaknya akan mengadukan kasus tersebut ke Propam Polda Lampung, dan diproses sesuai aturan yang berlaku.

Insiden bentrokan antarwarga dengan polisi terjadi di Mapolsek Tulangbawang Udik, Kabupaten Tulangbawang Barat, pada Selasa malam (19/4) pukul 21.30 WIB. Insiden itu menewaskan warga Gunungbatin Udik bernama Anton dengan luka tembakan di kepala.

Saat itu, sebanyak 100 sepeda motor dan tiga unit mobil yang mengangkut warga mendatangi Mapolsek, namun dihadang oleh 75 anggota polisi dari Mapolres Tulangbawang. Massa yang datang dihadang polisi dan dari dalam salah satu mobil Suzuki Escudo BE-1085-T warna hitam yang berada paling depan terdengar suara tembakan, hingga terjadi baku tembak antara warga dan polisi, dan menewaskan Anton.

Kedatangan warga tersebut dipicu oleh kejadian sebelumnya di sebuah acara organ tunggal, yaitu perselisihan yang juga menewaskan salah seorang Desa Gunungbatin Udik, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, bernama Sahab (45), yang ditembak oleh Aipda David, anggota provos, pada Selasa sore. Versi warga, Sahab tewas ditembak oleh Aipda David akibat kecemburuan sang polisi karena Sahab bersalaman dengan biduan organ tunggal pada acara tersebut.

Hal tersebut ditolak tegas oleh Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih, yang mengatakan bahwa kejadian tersebut dipicu oleh penangkapan polisi terhadap Sahab, yang menjadi target operasi polisi karena aktivitasnya sebagai bandar narkoba. "Saat itu kami melakukan penangkapan, dan tersangka melawan, sehingga insiden yang menewaskan Sahab tidak bisa dihindari," kata dia.

Menurut Sulis, polisi saat itu sedang mencari keberadaan Sahab, dan ditemukan saat menghadiri acara organ tunggal di desa tersebut. Saat sedang dilakukan penangkapan, kata Sulis, Sahab melawan dan sempat terjadi baku tembak, namun Aipda David berhasil menembak tersangka. Kematian Sahab itulah yang memicu kedatagan ratusan warga Gunungbatin Udik, yang berujung pada bentrokan dan menewaskan satu warga lainnya, Anton.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement