REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan, tender proyek pembangunan Kereta Api (KA) Jakarta-Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tanggerang, mundur lagi dari target akhir tahun ini menjadi awal 2012. "Ya mundur ke kuartal pertama tahun depan dari target awal semester II tahun ini," kata Menteri Perhubungan Freddy Numberi menjawab pers usai melepas Tim Relawan Mentawai Tersenyum di Jakarta, Selasa (26/4).
Dia menjalaskan, pembangunan kereta bandara tersebut harus terintegrasi dengan tata ruang yang telah dibuat oleh pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta dan Banten. "Memang harus ada yang dikordinasikan dengan baik oleh pemprov, karena pembangunan jalur kereta ini terdiri dari tujuh fly over dan tiga underpass. Ini kan harus dibebaskan dulu lahannya," kata Freddy.
Freddy mengaku, pihaknya telah meminta dana badan layanan umum (BLU) kepada Kementerian Keuangan sebesar Rp 450 miliar untuk pembebasan lahan baik di DKI Jakarta maupun di wilayah Banten. Untuk itu pihaknya meminta kepada pemprov DKI yang bekerjasama dengan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk membebaskan lahan sesuai jadwal yang ada.
"Kalau ini tidak segera direalisasi penyerapannya uang ini harus kita kembalikan. Karena ini sudah masuk bulan Mei mau masuk Juni. Jadi, kalau bisa segeralah, pembebasan lahan dengan segala pihak itu bisa kita lakukan," katanya.
Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan menambahkan kajian ulang proyek kereta api bandara ini masih dilakukan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan baru akan selesai pada kuartal I/2012. "Selesai kajian ulang oleh SMI, langsung ditender. Ini hasil kesepakatan dalam rapat dengan sejumlah instansi termasuk kementerian BUMN," kata Tundjung.
Dalam rapat yang dihadiri oleh beberapa kementerian dan pihak terkait ini, ditetapkan untuk kereta bandara ada dua line (jalur), yakni pertama Ekspress Line dari Manggarai-Sudirman, Tanah Abang, Duri, Angke, Pluit, Bandara. Seluruh rel akan menggunakan konsep melayang dan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta (private public partnership/PPP) dengan perkiraan investasi mencapai Rp 10,2 triliun.
Selanjutnya 'Commuter Line', dengan jalur Manggarai-Tanah Abang-Duri-Tangerang-Bandara. Pembangunannya menelan dana Rp 2,2 triliun. "Kita manfaatkan momentum ini agar kedua-duanya jalan," katanya.
Untuk jalur Ekspress line perlu pembebasan lahan dari Angke-Pluit-Bandara, sedangkan Commuter line tinggal memanfaatkan rel yang sudah ada, namun masih rel tunggal. "Sekarang kami lakukan elektrifikasi ke arah bandara," katanya.