REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Sejumlah warga dari berbagai daerah di Sumatera Utara mengaku kehilangan anaknya dalam beberapa tahun terakhir karena diduga terlibat dalam aliran sesat. Khudri Ahmad, warga Tanjung Gading, Kabupaten Batubara kepada wartawan di Medan, Selasa malam, mengatakan, anaknya yang bernama Deyulanti (25) telah hilang sejak 26 Maret 2009.
Anaknya yang merupakan alumni Universitas Sumatera Utara (USU) itu tidak pernah kembali sejak mengikuti sebuah kelompok pengajian yang tidak diketahui. Berdasarkan informasi yang didapatkan, terdapat sembilan lagi orang tua yang juga mengaku kehilangan anaknya karena mengikuti aliran sesat tersebut. "Sementara ini, ada 10 orang yang mengaku kehilangan anaknya," kata Khudri.
Khudri mengaku pernah mendapatkan informasi keberadaan anaknya di Langsa, Aceh pada November 2009 sehingga menyusul ke daerah itu dengan beberapa anggota keluarganya. Meski tidak berhasil menemukan anaknya, tetapi Khudri puterinya itu mengikuti aliran yang berada di Langsa tersebut karena mendapatkan pakaian dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Deyulanti.
Namun teman-temannya yang berada di tempat itu tidak bersedia memberitahukan keberadaan Deyulanti meski didesak pihak keluarganya. "Mereka tertutup sekali. Lalu memberikan jawaban yang asal-asalan," katanya.
Pihaknya pernah berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut yang menyebutkan kemungkinan aliran sesat itu bernama "Alhaq" dan "Alhijrah". Namun jika dilihat dari cara perekrutan dan perilaku anak-anak yang hilang itu, pihaknya melihat ada kesamaan dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII). "Ciri-cirinya hampir sama," katanya.
Pihaknya juga telah melaporkan kehilangan anaknya tersebut ke Mapolda Sumut. "Namun belum ada hasilnya sampai sekarang," kata Khudri. Dalam memberikan keterangan itu, Khudri Ahmad didampingi sejumlah orang tua lain yang juga mengaku kehilangan anak mereka karena diduga mengikuti aliran sesat tersebut.
Nama sembilan wanita lain yang hilang itu adalah Nurhidayah (23), alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut anak dari Bachtiar, warga Jalan Pelita IV Medan yang hilang sejak 24 Desember 2008. Mawaddah (23), alumni IAIN Sumut anak Fuad Sambas, warga Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai yang hilang sejak 2 Januari 2009. Kiki Amalia (18), pelajar SMA Negeri 10 Medan anak Arman Lubis, warga Jalan Datuk Kabu, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang yang hilang sejak 11 Agustus 2008.
Gusti Khairani Simatupang, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) anak Nurlaili Jamil, warga Jalan Garu IV Medan yang hilang sejak 25 Januari 2009. Dori Israwai Siregar (23), alumni Politeknik Medan, anak PO Siregar, warga Perumnas Mandala Medan yang hilang sejak 14 Oktober 2009.
Harni Purnama Ningsih (23), alumni USU yang bertempat tinggal di Jalan Sei Sikambing Medan dan hilang sejak Maret 2009. Sedangkan tiga korban lain adalah Surya Hidayati, warga Kabupaten Asahan, Supmalia, warga deli Serdang, dan Yuli Mayasari, warga Kota Medan.