Selasa 17 May 2011 12:00 WIB

Gubernur Jateng: Ngawur Rakyat Larang Latihan TNI

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Djibril Muhammad
Gubernur Jatim Bibit Waluyo
Gubernur Jatim Bibit Waluyo

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP - Sikap warga Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, untuk menolak kegiatan latihan TNI di wilayahnya, mendapat respon dari Gubernur Jawa Timur Bibit Waluyo. Kepada wartawan di Cilacap, Gubernur menyatakan warga tidak bisa melarang TNI untuk menggelar latihan di kawasan pesisir Kebumen.

"Latihan ya latihan, //ngawur// kalau rakyat melarang. //Ndak// bisa. Harus latihan," kata Bibit Waluyo singkat, usai melantik Bupati Cilacap Tatto S Pamudji, Senin (16/5).

Sebelumnya, warga desa di kawasan pesisir Kebumen atau yang biasa disebut kawasan Urtsewu, bertekad untuk menolak kegiatan latihan TNI di kawasan tersebut. Sikap penolakan tersebut, diungkapkan dalam aksi pemasangan spanduk, Sabtu (14/5).

Spanduk yang antara lain bertuliskan 'Jadikan Kawasan Urut Sewu sebagai Lahan Pertanian dan Pariwisata' dan 'Warga Bersatu, Tolak Latihan TNI'. Spanduk tersebut dipasang di beberapa titik ruas jalan lingkar selatan-selatan (JLSS) di wilayah Setrojenar, maupun di beberapa ruas jalan kecil yang menghubungkan JLSS dengan kawasan pantai.

Koordinator aksi, Paryono (42), warga Desa Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen, menyatakan aksi warga ini dipicu pernyataan Pangdam IV Diponegoro yang sebelumnya menyatakan TNI akan tetap melaksanakan kegiatan latihan di Pantai Bocor Desa Setrojenar, pada Juli 2011.

Dia menilai, kasus bentrokan antar TNI dan warga yang terjadi beberapa waktu lalu, sebenarnya tidak perlu terjadi bila pihak TNI memahami status tanah yang kini dijadikan ajang latihan TNI.

Menurutnya, meski sebelumnya ada lahan di pesisir yang sebelumnya sering dijadikan lokasi latihan uji coba senjata milik TNI-AD, namun lokasinya kini sudah dikelilingi lahan pertanian penduduk.

Dalam perkembangan selanjutnya, area latihan TNI ini justru makin meluas yang menyebabkan banyak warga yang memiliki lahan di sekitar lokasi latihan,  tidak bisa melakukan kegiatan pertaniannya saat latihan diselenggarakan. ''Hal inilah yang menyebabkan warga banyak menolak kegiatan latihan tersebut,'' katanya.

Terkait sikap warga ini, Gubernur mengingatkan kegiatan TNI di kawasan Urutsewu, Kebumen, adalah demi mempertahankan keutuhan negara dari berbagai ancamanan keamanan. ''Jadi kenapa rakyat harus melarang,'' tandas gubernur yang juga mantan Pangkostrad ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement