Kamis 19 May 2011 20:42 WIB

Dampak Bencana Merapi: Banyak Pasangan Tunda Pernikahan

Gunung Merapi menghancurkan pemukiman penduduk, ilustrasi
Foto: Antara
Gunung Merapi menghancurkan pemukiman penduduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG - Jumlah pernikahan di daerah bencana banjir lahar dingin Merapi di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, turun hingga 50 persen dibanding pada situasi normal.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Salam Arif Wicaksono di Magelang, Kamis, mengatakan, angka pernikahan selama terjadi bencana banjir lahar dingin turun drastis.

Ia mencontohkan, dua desa yang porak-poranda akibat banjir lahar dingin, yakni Jumoyo dan Sirahan dalam satu bulan di dua wilayah itu biasanya minimal terdapat 30 pernikahan.

"Namun sejak Januari hingga Maret 2011 hanya sekitar 15 pernikahan dan paling banyak 20 pernikahan," katanya.

Setelah lahar dingin mulai mereda, katanya, mulai April hingga Mei 2011 angka pernikahan kembali normal, di atas 20 pernikahan.

"Bulan April kemarin ada 26 pernikahan. Kami yakin Mei ini bisa lebih dari 30 pernikahan," katanya.

Menurut dia, warga yang tinggal di wilayah bencana banjir lahar dan ingin menikah, selain menunda pernikahan hingga kondisi normal, ada yang memindahkan lokasi ke pihak mempelai laki-laki, jika tidak tinggal di satu lokasi bencana.

"Sebagian memilih tetap melangsungkan pernikahan tetapi pindah lokasi di daerah yang aman dari daerah bencana," katanya.

Panitera pengadilan Agama Kabupaten Magelang, Sukartun menuturkan, jumlah angka perceraian meningkat dibanding tahun 2010. Data perceraian selama 2010 di Pengadilan Agama Mungkid sekitar 2.000 kasus.

"Jumlah angka perceraian empat bulan pertama 2011 ini memang tinggi. Setiap bulan tidak kurang 150 kasus yang masuk," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement