REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - I Wayan Moni (36), karyawan sebuah hotel berbintang di kawasan Nusa Dua, Bali mengundurkan diri dari tempatnya bekerja, karena tergiur bekerja ke luar negeri dengan gaji yang menjanjikan.
Alumnus diploma III sebuah sekolah pariwisata itu akhirnya bisa bekerja di sebuah kapal pesiar Amerika Serikat, setelah melalui seleksi yang sangat ketat menyangkut keterampilan di bidang perhotelan dan kemampuan berbahasa Inggris.
Anak sulung dari dua bersaudara pasangan suami-istri I Ketut Okim (58) dan Ni Nyoman Sudri (56) asal Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kabupaten Tabanan diterima bekerja di sebuah perusahaan kapal pesiar di Negeri Paman Sam yang berlayar ke sejumlah negara di belahan dunia dengan masa kontrak delapan bulan dalam setahun yang bisa diperpanjang, sesuai kepentingan perusahaan.
Ayah dari seorang putra itu setelah menyelesaikan tugasnya selama delapan bulan di luar negeri, kembali ke kampung halamannya dengan hasil jerih payah berupa gemerincing dolar dan hingga sekarang sudah lima kali pergi-pulang sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.
Dengan uang dolar itu, Wayan Moni mampu membangun sebuah rumah, kelengkapan perabot rumah tangga serta membeli sebidang tanah dan puluhan ternak sapi yang pemeliharaanya diserahkan kepada warga setempat.
Wayan Moni merupakan salah seorang dari sekitar 3.500 tenaga kerja Indonesia asal Bali yang bekerja di mancanegara, khususnya dalam bidang pariwisata dan kapal pesiar selama tahun 2010.
Bali selama lima bulan periode Januari-Mei 2011 mengirim TKI sebanyak 9.913 orang, tutur Plh Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI Provinsi Bali Ida Bagus Subawa.
Mereka yang bekerja di kapal pesiar sebanyak 4.619 orang, diantaranya 3.370 orang ditampung perusahan yang berkantor pusat di Amerika Serikat, sisanya tersebar di kawasan Asia Pasifik 772 orang, Eropa 1.699 orang dan Afrika 72 orang.
Sementara sisanya bekerja di sektor perhotelan di darat 240 orang, SPA 715 orang, perkebunan 154 orang, perikanan 96 orang, pertambangan 21 orang, kontruksi 44 orang, kapal tanker lima orang, manufaktur 15 orang dan penerbangan seorang. (Bersambung)