Ahad 10 Jul 2011 11:36 WIB

KTT APEC Tinggal Dua Tahun, Namun Sarana Belum Siap

Rep: Ahmad Baraas/ Red: cr01
Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II ketika rapat membahas persiapan sarana dan prasarana KTT APEC XXI di Bali pada 2013.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II ketika rapat membahas persiapan sarana dan prasarana KTT APEC XXI di Bali pada 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR – Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Kerjasama Ekonomi Negara-negara kawasan Asia Pasifik (APEC) tinggal dua tahun lagi. Namun sarana penunjang untuk gawe besar itu belum siap.

Selain pembangunan jalan di atas permukaan laut dari Nusa Dua-Bandara Ngurah Rai-Benoa, yang belum juga dimulai, penunjukan kawasan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, sebagai lokasi penyelenggaraan konferensi masih tarik ulur.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, menyebut perlu ketegasan pemerintah terkait pemilihan lokasi konferensi kerjasama ekonomi paling bergengsi itu.

Pihaknya, kata Suryawijaya, mendukung pembangunan Bali Internasional Park (BIP) di Jimbaran, sebagai pendukung pariwisata dan fasilitas penunjang KTT APEC 2013. "Kami mendukung pembangunan fasilitas BIP yang berlokasi di Bukit Jimbaran, karena fasilitas penunjang pariwisata terpadu itu juga sekaligus penunjang kegiatan KTT APEC 2013 mendatang," katanya di Kuta, Badung, Bali, Sabtu (9/7).

BIP merupakan proyek pembangunan sarana penunjang pariwisata terpadu, yang memadukan antara kegiatan konvensi dengan kegiatan rekreasi. Hal itu dinilai akan dapat meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia, khususnya Bali.

Selama ini, kata Suryawijaya, hanya Malaysia, Singapura, Thailand yang memimpin jumlah wisatawan terbanyak di Asia Tenggara. Karena itu, dengan adanya pembangunan BIP di Jimbaran, diharapkan bisa menjadi sarana meningkatkan nilai tawar pariwisata Bali. "Kami berharap dengan pembangunan BIP itu dapat meningkatkan daya saing pariwisata Bali, bukan hanya di kawasan Asia Tenggara, tapi juga di seluruh dunia."

Menurut rencana, pembangunan BIP yang memerlukan lahan 250 hektar, menghabiskan biaya Rp 2 triliun. Hotel yang akan dibangun bagi para kepala negara, semuanya menggunakan kaca anti peluru. Ruang pertemuannya didesain untuk menampung 5.000 orang, serta dilengkapi ruang pertemuan (meeting room) dengan arsitektur terpadu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement