REPUBLIKA.CO.ID, MANADO-- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Utara, Hoyke Makarawung, melarang warga dan wisatawan masuk kawasan kaki Gunung Lokon dalam radius 3,5 kilometer.
Ini karena statusnya awas level IV setelah erupsi 9 Juli 2011. "Gunung Lokon saat ini dalam kondisi berbahaya, sehingga masyarakat diminta waspada dan tidak beraktivitas di lokasi itu," katanya di Manado, Selasa.
Ia mengatakan, warga Kelurahan Kinilow dan Tinoor, Kota Tomohon, yang dianggap paling dekat dengan gunung api teraktif di Sulut itu, sebagian sudah ada yang diungsikan.
"Kalau bisa warga sebaiknya menghindari dulu lokasi itu ke tempat-tempat aman, " katanya. Gunung Lokon pada Sabtu (9/7) meletus tiga kali. Letusan pertama terjadi pukul 07.10, kemudian 11.20 dan 14.14 WITA. Selanjutnya Minggu (10/7) pukul 22.00 WITA statusnya dinaikkan menjadi awas karena sempat mengeluarkan abu vulkanik.
"Aktivitas erupsi bahkan terus berlanjut hingga hari ini (Selasa, 12/7). Ini berdasarkan pantauan Pos Pemantau Gunung Lokon di Tomohon," katanya.
Menurutnya, pemerintah daerah telah mengimbau warga untuk mewaspadai aktivitas gunung api teraktif di Sulut itu selain Gunung Soputan dan Karangetang, yang juga sempat menunjukkan aktivitasnya.
Sejumlah warga Tomohon mengaku belum mendapatkan bantuan masker untuk menghindari abu vulkanik. "Kalau masker masih ada tolong dibagikan secara merata, sehingga bisa mencegah dampak buruk terhadap kesehatan warga," kata R Umboh, petani di daerah itu.
Petani ini mengaku selalu membutuhkan informasi resmi dari pemerintah daerah terkait perkembangan Gunung Lokon karena sering ada informasi tidak jelas berkembang di masyarakat.