REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Sebanyak 1.000 anak-anak dan orang dewasa akan berpartisipasi pada perayaan Hari Anak Nasional (HAN) yang diselenggarakan World Vision Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Aceh pada 23-24 Juli 2011 di Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh.
Ketua penyelenggara HAN World Vision, Erni Damanik, mengatakan perayaan HAN tersebut merupakan upaya menyatukan seluruh komponen bangsa agar dapat meningkatkan perhatiannya dalam mempersiapkan anak-anak yang sehat, kreatif, cerdas, berprestasi dan berakhlak mulia.
"Anak yang sehat merupakan sebuah investasi bangsa. Sehingga butuh kesadaran dan peran aktif seluruh pemangku kepentingan dalam memenuhi seluruh hak anak seperti pelayanan pendidikan dan kesehatan," katanya di Banda Aceh, Jumat (22/7).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Nasional, Aceh adalah salah satu dari sembilan provinsi yang memiliki status gizi terburuk di seluruh Indonesia pada 2010. Oleh sebab itu, melalui perayaan HAN 2011 bertema "anak sehat berkisah" akan menjadi momentum meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan dalam memenuhi pemenuhan hak anak dalam bidang kesahatan khususnya dan pendidikan umumnya.
"Meningkatnya kesadaran masyarakat dan pemangku kebijakan terhadap pemenuhan hak anak akan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang ada seperti gizi buruk," tambah Erni.
Dalam perayaan HAN tersebut, pihaknya mengadakan serangkaian acara di antaranya lokakarya bengkel menggambar anak, bercerita lewat tulisan dan oral anak, kampanye cuci tangan pakai sabun, pameran buku dan karya anak serta konseling gratis.
"Kami berharap serangkaian acara yang digelar dalam perayaan HAN di Aceh akan mampu memberikan dampak positif terhadap perkembangan pendidikan dan pemenuhan kesehatan di masa mendatang," ujarnya.
World Vision, kata Erni, akan terus berupaya meningkatkan pendampingan dalam memberikan pemahaman bagi masyarakat sehingga dapat memperbaiki status kesehatan ibu dan balita di Aceh khususnya dan Indonesia umumnya.
World Vision merupakan lembaga kemanusiaan Kristen internasional yang telah melakukan program pendampingan masyarakat di Kota Banda Aceh, Aceh Besar dan Aceh Barat sejak masa tanggap darurat tsunami Aceh.