REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Nasib sejumlah kepala keluarga transmigran asal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang tinggal di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan memprihatinkan. Kondisi mereka perlu mendapat perhatian dari pemerintah.
"Nasib empat keluarga itu memprihatinkan karena lahannya tidak berfungsi baik akibat terkena banjir," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul, Didik Warsito, Rabu (27/7).
Menurut dia saat meninjau lokasi transmigran di Sungai Pinang tersebut sebenarnya ada lima KK asal Bantul yang bertransmigrasi di Sungai Pingang. Namun satu KK memilih untuk kembali ke Bantul, sementara yang lain masih bertahan.
"Kini mereka tinggal atau menumpang di rumah warga setempat, karena selain lahan mereka tidak dapat diolah, rumah tinggal mereka hancur akibat terkena banjir yang melanda wilayah sekitar," katanya.
Ia mengatakan, sebenarnya nasib sejumlah transmigran asal Bantul tersebut sudah dialami sejak banjir pada 2009. Namun baru diketahui pada 2010 karena pernah ada kunjungan dari pemerintah setempat.
"Kami bersama Bupati pernah berkunjung ke wilayah Tanah Laut, dan ingat ada sejumlah KK asal Bantul yang pernah dikirim ke Desa Sungai Pinang, namun setelah kami meninjau ternyata ada permasalahan yang dihadapi transmigran," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia seberapa memprihatinkan kondisi KK guna dicarikan solusipenyelesaian yang dihadapi transmigran agar nasib mereka semakin jelas.
"Sebenarnya permasalahan yang dihadapi transmigran bukan karena tidak memperoleh lahan, namun karena lokasi yang ditempati tidak sesuai untuk permukiman, akibatnya mereka selama tiga tahun ini tidak berkembang," katanya.
Menurut dia, empat KK transmigran tersebut meliputi 14 jiwa, mereka merupakan Transmigrasi Umum (TU) yang memperoleh lahan masing-masing seperempat hektare untuk permukiman dan satu hektare untuk lahan garapan.
"Mereka saat ini hanya bekerja sebagai buruh serabutan, namun tidak dapat memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam akibat lahannya kurang subur untuk ditanami," katanya.