REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG – Untuk meringankan beban warga miskin, terutama penerima raskin selama Ramadhan dan lebaran nanti, Pemkab Temanggung memberikan jatah dua kali. Yaitu jatah pada
Agustus dan September.
"Karena bersamaan dengan lebaran, jatah untuk bulan September kami ajukan, sehingga pada bulan Agustus ini mereka menerima dua kali," terang Kepala Bagian Perekonomian Setda Temanggung, Sabdo Yuliarso kemarin (29/7).
Kata Yuliarso, berdasarkan kesepakatan dengan pihak gudang Dolog di Bengkal, pembagian raskin untuk n September dilakukan mualai 15 Agustus, hingga 25 Agustus. Sebenarnya, tambah Yuliarso, pembagian raskin untuk September tersebut hanya dimajukan dua hari, karena biasanya dibagikan pada 27, setiap bulannya.
Alasan pemajuan pembagian raskin ini, menurutnya, bukan lantaran harga beras saat ini cenderung naik. Namun semata-mata untuk meringankan beban warga miskin di daerahnya pada saat Ramadhan dan perayaan lebaran. "Lagi pula kalau diserahkan bertepatan dengan lebaran malah repot," katanya.
Ia mengakui, harga beras di pasaran sekarang ini terus merangkak naik, namun ia menilai kenaikan yang terjadi masih wajar. Pengucuran raskin lebih cepat dari biasanya ini, juga bukan untuk menekan harga di pasaran umum.
Jumlah penerima raskin di daerah ini, tercatat sebanyak 59.330 keluarga yang tersebar di 20 kecamatan. Setiap keluarga menerima 15 kg dengan harga Rp 1.600 per kilogramnya.
Zufron, Kepala Gudang Dolog 503 Temanggung mengatakan, cadangan beras di gudang masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan raskin pada Agustus – September. Cadangan yang tersimpan, katanya, mencapai 994,365 ton.
"Jumlah itu masih cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan dan lebaran, dan sampai saat ini kami terus melakukan pembelian untuk cadangan berikutnya," tuturnya.
Terus Naik
Sementara itu, mendekati datangnya bulan Ramadhan ini, harga beras di pasaran umum masih cenderung naik. Kenaikan terjadi secara bertahap dengan rata-rata kenaikan Rp 200 per kg.
Ny Wasi, pedagang beras cukup besar di pasar Kliwon Temanggung, pada Republika mengatakan, sejak sebulan terakhir ini harga beras terus cenderung naik. Bahkan ia memperkirakan dalam waktu dua hari kedepan masih akan terjadi kenaikan harga.
"Berdasarkan penglaman tahun lalu, kenaikan harga beras masih terjadi hingga sepekan bulan Ramdhan," katanya.
Untuk menyiasati supaya bisa mendapat harga beras sedikit 'miring' ia langsung mendatangi tempat penggilingan padi, atau langsung ke pemilik gabah. Jika mengambil langsung ke penggilingan, hatga bisa terpaut Rp 100 sampai Rp 200 per kg dibandingkan jika mengambil ke tengkulak.
Saat ini, ia menjual beras kualitas I dengan harga Rp 8.300 per kg sedangkan sebelumnya Rp 7.600, kualitas II Rp 7.500 sebelumnya Rp 6.700 per kg dan beras kualitas III Rp 6.700 sebelumnya Rp 6.500. "Kami juga mendapat pasokan beras dari luar daerah seperti Kudus, Purworejo dan Klaten. Permintaan beras juga makin meningkat," katanya.