Kamis 08 Sep 2011 14:36 WIB

Gubernur NTT Batal ke Australia karena Rawan Pangan di Daerahnya

REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG--Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya membatalkan niatnya mengikuti Festival Indonesia di Melbourne Australia lantaran banyaknya kabupaten di provinsi itu tergolong berisiko tinggi terkena rawan pangan akibat gagal panen. "Saya memutuskan untuk tidak ikut ke Australia dan akan melakukan kunjungan ke daerah-daerah di NTT untuk melihat secara langsung kondisi masyarakat yang dikabarkan terancam rawan pangan akibat gagal panen," kata Frans Lebu Raya ketika di temui di Kupang, Kamis.

Dia mengatakan hal itu ketika dikonfirmasi terkait keberangkatan rombongan seni NTT,Rabu (7/9) ke Melbourne Australia untuk mengikuti festival Indonesia dimana Propinsi NTT mendapat giliran menjadi pengisi acara di kegiatan tersebut yang dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Kesenian Nasional Daerah (Dekranasda) NTT, Lusia Adinda Lebu Raya yang merupakan istri Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Menurut dia, tidak elok melakukan perjalanan ke luar negeri di saat masyarakat sedang menghadapi ancaman rawan pangan. "Saya lebih memilih untuk mengunjungi masyarakat di desa-desa yang kini mengalami persediaan pangan terbatas akibat gagal panen pada musim tanam tahun lalu, ketimbang harus jalan-jalan ke Australia," katanya.

Keputusan itu diambil Gubernur NTT Frans Lebu Raya setelah selama satu pekan terakhir berbagai media massa menyoroti ancaman rawan pangan yang dialami masyarakat di beberapa kabupaten di NTT.

Ia menjelaskan dengan datang langsung ke lokasi kejadian pihaknya dapat menyaksikan kondisi masyarakat NTT yang sesungguhnya. "Saya sudah baca di koran, tapi tidak cukup hanya mengetahui lewat tulisan wartawan,saya ingin melihat langsung persediaan pangan masyarakat di desa agar dapat mencari solusi yang tepat," ujarnya.

Saat mengunjungi Desa Oekiu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS),kata dia menambahkan pihaknya menyaksikan kehidupan dan persediaan pangan masyarakat tersebut. "Betul masyarakat Oekiu mengalami gagal panen pada musim tanam tahun lalu, karena itu saat ini mereka sedang mengalami minimnya stok beras," kata Frans Lebu Raya yang ketika menjadi calon Gubernur NTT diusung oleh PDI Perjuangan.

Sekarang di Desa Oekiu,kata dia sedang musim asam dan masyarakat sudah sepakat untuk menjual biji asam yang harganya Rp10 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram itu untuk membeli beras."Masyarakat disana tidak kelaparan, mereka masih memiliki cadangan pangan seperti kelapa dan ubi-ubian serta masih mempunyai daya beli,"katanya.

Kini pihaknya sedang menjadwalkan perjalanan untuk mendatangi desa-desa atau daerah yang dikategorikan beresiko tinggi terkena rawan pangan. Tujuh Kabupaten di NTT yang terkategori beresiko tinggi kena rawan pangan yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan, Sumba Timur, Ngada, Flores Timur, Belu, Timor Tengah Utara, dan Lembata.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement