REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Riau, Jumat (28/10), menggelar demonstrasi dan menyuarakan protes terhadap 33 perusahan asing yang menyebabkan kerugian negara lebih dari Rp 6 triliun.
"Fakta yang menunjukkan kerugian negara ini kami dapat dan sesuai dengan data Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) belum lama ini," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Provinsi Riau, Royan Suyasepta, di sela-sela aksi demonstrasi yang digelarnya di Pekanbaru.
Ia mengatakan, ke-33 perusahaan asing yang dimaksud rata-rata merupakan perusahaan yang bergerak di bidang migas, di antaranya PT Pertamina EP area Indonesia.
"Berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kami dapat, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu telah merugikan negara sekitar 16.921 juta US Dollar, atau sekitar Rp 169 miliar," bebernya.
Kemudian, lanjut Royan, ada juga perusahaan lainnya, yakni PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) dari berbagai wilayah Tanah Air dan PT Kondur Petroleum. Masing-masing perusahaan asing tersebut kata dia, merugikan negara dengan angka yang cukup fantastis, mencapai triliunan rupiah.
"Dengan demikian, jelas bahwa keberadaan perusahaan asing di Tanah Air tidak memberikan kontribusi jelas terhadap negara yang tentunya berdampak pada minimnya kesejahteraan rakyat," kata Royan menegaskan.
Ia pun menjelaskan, khusus untuk problem atau permasalahan di Riau sendiri, yang paling jelas yakni alih fungsi lahan hutan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit dan lainnya. "Selain berdampak terhadap lingkungan, alih fungsi yang dilakukan secara terus menerus juga akan mematikan para industri rumahan atau yang masih berkapasitas hasil produksi kecil," ujarnya.
Dikesempatan terpisah, Ketua GMNI Provinsi Riau, Josh Dowel, mengatakan, selain masalah hutan, Riau juga tengah menghadapi kemelut politik berkepanjangan yang tak kunjung usai.
"Salah satunya yakni masalah mengenai Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Pekanbaru yang sampai sekarang masih belum kungjung terlaksana," tutur Josh Dowel.
Aksi demonstrasi yang digelar puluhan mahasiswa GMNI itu berlangsung sejak pukul 09.00 WIB. Puluhan mahasiswa itu sempat berkeliling di pelosok kota sebelum akhirnya 'mangkal' di bundaran Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, tepatnya di depan Kantor Gubernur Riau dengan berorasi serta membacakan pernyataan sikap yang isinya merupakan kekecewaan terhadap pemerintah.
Aksi para pendemo mendapat pengawalan ketat dari sejumlah petugas kepolisian setempat dan berlangsung damai. Pada waktu bersamaan namun di lokasi berbeda, puluhan mahasiswa lainnya yang tergabung dalam berbagai organisasi kemahasiswaan juga menggelar aksi demonstrasi. Aksi kedua kelompok berbeda ini adalah wujud menyambut Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober 2011.