Kamis 01 Dec 2011 22:48 WIB

Perusahaan Dilarang Mecat Pekerja Pengidap AIDS

AIDS, ilustrasi
AIDS, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Kalangan perusahaan di Kota Yogyakarta tidak boleh memecat karyawannya yang diketahui mengidap HIV/AIDS. Demikian kata seorang pejabat di Kota Yogyakarta.

"Pekerja yang menderita HIV/AIDS tidak boleh dipecat dari pekerjaanya. Penyakit itu tidak bisa dijadikan alasan perusahaan untuk memberhentikan pegawai," kata Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, MK Pontjosiwi, dalam Diskusi Publik "Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha dari HIV/AIDS" di Galeria Mall Yogyakarta, Kamis malam.

Apabila hal tersebut dialami pekerja pengidap HIV/AIDS, maka pekerja bisa melapor Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi untuk melaporkan kasus yang menimpanya agar mendapatkan perlindungan. Pontjosiwi menyatakan pihaknya akan menjamin kerahasiaan pelapor sekaligus mengajukan upaya mediasi dengan perusahaan yang bersangkutan.

Sementara perwakilan Apindo Kota Yogyakarta, Hermanto Joko Wahyono, mengatakan perusahaan biasanya akan mengalami kesulitan untuk mengetahui pekerjanya mengidap HIV/AIDS. Pekerja biasanya akan merasa malu untuk mengakui dan menginformasikan ke perusahaan bahwa mereka mengidap HIV/AIDS. Padahal, Keputusan Menteri Nomor 68 Tahun 2004 sudah menyatakan secara jelas bahwa perusahaan wajib melakukan pencegahan HIV/AIDS.

"Apabila perusahaan mengetahui ada pekerjanya yang mengidap HIV/AIDS, maka perusahaan wajib memberikan perlindungan agar mereka tetap bisa bekerja," katanya. ''Perusahaan dilarang melakukan diskriminasi terhadap karyawan yang menderita HIV/AIDS.''

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement