REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG - Warga di Dusun Randumulyo Desa Sendang, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, diresahkan dengan ulat bulu yang menyerang dusun itu satu bulan terakhir.
Berdasarkan pantaan, ulat bulu berukuran panjang sekitar lima centimeter tersebut menyerang ratusan pohon mangga, kelapa, dan jati yang berada di pekarangan warga.
Ulat bulu yang April 2011 juga sempat menyerang sejumlah daerah di Kecamatan Sale dan Kota Rembang itu, juga tampak mulai masuk ke permukiman warga.
"Warga resah karena ulat bulu seperti tak bisa dikendalikan, meski warga sudah berupaya memberantasnya dengan melakukan pengasapan, serangannya justru makin menjadi," kata Abdul Muin, warga setempat.
Ia juga mengatakan serangan ulat bulu juga diketahui sudah masuk ke sejumlah rumah warga, bahkan sudah masuk hingga kamar tidur beberapa keluarga.
Kepala Urusan Umum Desa Sendang, Nasikin mengatakan, ulat bulu sudah menyerang Dusun Randumulyo sejak satu bulan terakhir dan intensitas serangannya meningkat seiring datangnya musim penghujan.
"Meskipun belum ada korban serangan ulat bulu, namun warga setempat kesulitan mendapatkan bahan makanan ternaknya karena setiap berniat mencari pakan untuk kambing atau sapi, warga seketika mengalami gatal-gatal di sekujur tubuhnya," kata dia.
Nasikin juga mengatakan sejumlah warganya terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabatnya di luar daerah seperti Purwodadi dan Surabaya karena khawatir serangan ulat bulu akan berdampak pada anak balita mereka.
"Mastunhadi, warga kami di RT 5 RW 1 terpaksa mengungsikan anaknya yang berusia dua tahun ke Purwodadi, sedangkan keluarga Selamet mengungsi ke rumah kerabatnya di Surabaya," kata dia.
Pihaknya sudah meminta bantuan pemberantasan ulat bulu ke dinas terkait, namun sejauh ini belum ada bantuan yang turun. "Upaya warga membasmi secara mandiri ulat bulu dengan pestisida dan pengasapan belum efektif," kata dia.
Kepala Desa Sendang, Komariyah mengatakan, serangan ulat bulu kini juga sudah mulai menyebar ke desa lain di sekitarnya seperti Desa Terjan dan Watupecah. "Kami sudah meminta bantuan Dinas Pertanian dan Kehutanan. Rencananya penyemprotan secara massal baru akan dilakukan Selasa (6/12)," katanya.