Jumat 23 Dec 2011 21:12 WIB

Anak Punk Dibebaskan Setelah Mendapatkan Pembinaan

Komunitas anak punk yang telah mendapat pembinaan mental dan rohani dari Polda Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh bersiap-siap untuk pulang dari Sekolah Polisi (SPN) Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (23/12).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Komunitas anak punk yang telah mendapat pembinaan mental dan rohani dari Polda Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh bersiap-siap untuk pulang dari Sekolah Polisi (SPN) Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Sebanyak 65 anak punk yang terjaring razia penertiban pada 10 Desember 2011 lalu, akhirnya dibebaskan setelah mendapat pembinaan mental dan rohani di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, sejak Selasa (13/12).

Puluhan anak punk dari berbagai kabupaten/kota di Aceh dan provinsi di Pulau Sumatera serta Jawa terlihat haru dan menangis saat berpisah dengan para pembina dari SPN Seulawah yang selama 10 hari menjadi pembimbing mereka.

Selain mendapat sertifikat sebagai bukti telah mengikuti latihan remaja binaan dari SPN Seulawah, puluhan anak punk itu juga dipulangkan ke daerah masing-masing.

Walikota Banda Aceh, Mawardy Nurdin, mengatakan semua biaya pembinaan, transportasi dan akomodasi untuk mengembalikan anak punk ke daerah asal menjadi tangungjawab Pemerintah Kota Banda Aceh. "Kami berharap setelah mendapatkan pembinaan dari SPN Seulawah mereka dapat berguna bagi orang tua, bangsa dan negara," katanya.

Ia juga membantah tudingan jika pembinaan yang dilakukan aparat kepolisian Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh telah melanggar HAM. "Mereka juga anak-anak kami, tentunya kami ingin mereka menjadi lebih baik. Selama mengikuti pembinaan di SPN Seulawah mereka mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun kedisiplinan," imbuh Mawardy.

Sementara itu, Soraya, ibu dari salah seorang anak punk, menyampaikan terima kasih atas pembinaan yang dilakukan Polda Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh terhadap anaknya. Ia juga berharap di masa yang akan datang tidak membiarkan anak punk berkeliaran di Ibukota Provinsi Aceh itu.

"Kami tidak keberatan dan berterima kasih atas upaya dan niat baik dari pemerintah kota yang telah memberikan pembinaan. Kami juga berharap ada pembinaan lanjutan sehingga anak-anak kami dapat kembali hidup seperti masyarakat pada umumnya," kata Soraya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement