Rabu 18 Jan 2012 11:58 WIB

Lagi, Kelompok Syiah Sampang Disatroni Massa

Seorang warga melemparkan batu ke arah bangunan rumah, musholla dan madrasah yang dibakar massa, di Desa Blu'uran, Karangpinang, Sampang, Madura, Jatim, Kamis (29/12).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Seorang warga melemparkan batu ke arah bangunan rumah, musholla dan madrasah yang dibakar massa, di Desa Blu'uran, Karangpinang, Sampang, Madura, Jatim, Kamis (29/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG - Kelompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam dan Desa Bluuran, Sampang, Madura kembali disatroni sekelompok massa. Suasana di dua desa itu sejak tadi malam hingga saat ini mencekam.

''Warga Syiah ketakutan untuk keluar rumah," kata kuasa hukum kelompok Islam Syiah dari Ahlul Bait Indonesia (ABI), Muhammad Hadun, Rabu.

Pada Selasa (17/1) malam, sekelompok massa dengan menggunakan senjata tajam berupaya mendekati pemukiman kelompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam. Bahkan, kedua kelompok ini sempat berhadap-hadapan dan saling menantang carok --berkelahi dengan menggunakan senjata tajam (celurit). Namun, aksi carok berhasil diredam oleh petugas keamanan dari unsur polisi dan TNI.

Belum diketahui penyebab memanasnya situasi di dua desa itu. Namun, menurut Muhammad Hadun, situasi memanas karena kelompok lain menginginkan agar penganut Islam Syiah keluar dari Desa Karang Garam dan Desa Bluuran. Islam Syiah dianggap sebagai aliran Islam sesat.

"Kami meminta petugas netral dan tidak membiarkan aksi kekerasan terjadi. Kelompok Islam Syiah mau kembali ke kampung halamannya itu atas jaminan dari polisi bahwa situasi di sana aman dan tidak akan ada penyerbuan," ucap Muhammad Haddun. ''Tapi setelah kelompok Syiah kembali, mereka tetap masih disatroni dan sebagian masyarakat masih menganggap kelompok Islam Syiah sebagai aliran Islam sesat.''

Aparat kepolisian dari jajaran Polres Sampang hingga kini belum bersedia memberikan pernyataan terkait situasi di lokasi pemukiman Syiah yang kembali memanas tersebut. Bahkan, polisi melarang wartawan datang ke lokasi dengan alasan khawatir disandera massa. Ini sebagaimana pernah menimpa kontributor Metro TV di Madura beberapa waktu lalu.

"Sebaiknya jangan ke lokasi, kami masih berupaya menenangkan massa," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Sampang, Kompol Danuri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement