REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Antrean truk ekspedisi yang hendak menuju Pulau Sumatera mencapai enam kilometer hingga mengular dari pintu gerbang Pelabuhan Merak sampai Tol Merak.
"Kami datang sejak sore dan kini terjebak di jalan Cikuasa Atas dan belum masuk ke dermaga Pelabuhan Merak," kata Samsudin, sopir truk yang hendak menuju Palembang, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini antrean truk menumpuk di Jalan Cikuasa Atas Cilegon akibat terbatasnya kapal Ro-Ro juga cuaca buruk di kawasan Selat Sunda. Truk-truk tersebut berhenti total dan baru bergerak ketika antrean di depannya maju.
"Kalau lancar kami sudah berada di Lampung," katanya. Menurut dia, dengan antrean kendaraan itu tentu sopir mengeluhkan karena biaya menjadi dua kali lipat.
Sebab kendaraan hanya bisa memacu sejauh 150 meter setiap satu jam sekali.
Semestinya, kata dia, dirinya sudah bisa diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni jika petugas bekerja keras untuk mengatur lalu lintas.
"Kami berharap dinihari ini sudah bisa naik ke atas kapal Ro-Ro, karena khawatir barang bawaanya membusuk," kata Samsudin sambil mengaku ia mengangkut sayur-sayuran.
Pelaksana Harian (Plh) Manager Operasional PT Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Ferry Merak Didi Juliansyah mengaku pihaknya sudah mengoptimalkan 25 unit kapal Ro-Ro untuk mengatasi kepadatan kendaraan di Merak.
Namun, kata dia, upaya tersebut tidak bisa mengatasi kemacetan akibat cuaca buruk yang melanda di kawasan Selat Sunda. Selain itu juga kepadatan angkutan akibat meningkatnya volume kendaraan yang hendak menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni.
"Kami tetap bekerja keras untuk mengatasi kepadatan angkutan dengan menambah dua kapal Ro-Ro," katanya. Antrean sepanjang enam kilometer terjadi di Jalan Cikuasa Atas, Cilegon sejak sore.
Kantong parkir di Pelabuhan Merak tidak mampu menampung truk sehingga tertahan di bahu jalan. "Kami targetkan pagi hari nanti semua kendaraan truk bisa diseberangkan ke Pulau Sumatera," katanya.