REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI - Ratusan warga Kota Sukabumi menggelar unjukrasa menentang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Selasa (6/3). Massa juga menolak pemberian bantuan langsung tunai (BLT) sebagai konsekuensi kenaikan harga BBM.
Massa melakukan aksinya di bundaran tugu Adipura, Kota Sukabumi dengan membawa sejumlah spanduk berisi penolakan kenaikan harga. Dalam aksinya warga menggelar aksi teratrikal dengan memakan singkong dan membakar keranda jenazah.
"Harga BBM naik, rakyat miskin makin sengsara,’’ ujar salah seorang koordinator warga dari Forum Rakyat Miskin Bersatu (FRMB), Tatan Kustandi, dalam salah satu orasinya. Menurutnya, kebijakan kenaikan harga BBM membuktikan pemerintah tidak berpihak kepada kalangan rakyat kecil.
Pasalnya, kata Tatan, pemerintah lebih mendasarkan kebijakanya pada kepentingan liberalisasi ekonomi. Sementara rakyat dijadikan korban kebijakan tersebut.
Oleh karenanya, lanjut Tatan, warga mendesak agar rencana menaikkan harga BBM dibatalkan. Jika tetap dipaksakan, maka masyarakat tidak mampu akan semakin menderita.
Tatan mengatakan, warga juga menolak program-program bernuansa liberal lainnya. Misalnya privatisasi dan swastanisasi pengelolaan sumber daya alam.
Warga lainnya, Angga menambahkan, kebijakan kenaikan harga BBM yang dibarengi dengan memberikan BLT tidak memuaskan masyarakat. ‘’Pemberian BLT tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat,’’ imbuh dia.
Itu dikarenakan, dampak kenaikan harga BBM dirasakan untuk selamanya. Sedangkan pemberian BLT hanya sementara waktu saja