REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disetujuinya ekspor ayam karkas perdana ke Singapura diharapkan menjadi jalan bagi Indonesia untuk membuka pasar ekspor ke kawasan Asean. Pelaku usaha meyakini, produk unggas Indonesia untuk mengisi pasar Asean saat ini cukup kompetitif.
"Kalau ini (ekspor ke Singapura) bisa lancar, tentu saya berharap ini berlanjut dan menyebar ke seluruh dunia, khususnya untuk ASEAN," kata Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Achmad Dawami, kepada Republika.co.id, Selasa (5/7/2022).
Dawami menuturkan, saat ini industri produsen ternak unggas Indonesia sudah mampu menyaingi kualitas dari negara produsen lain. Singapura yang cukup ketat dalam menerapkan standar sekaligus menjadi bukti kemampuan industri nasional.
Meski demikian, kemungkinan pangsa pasar ekspor Singapura tidak besar karena Indonesia hanya mengisi kekosongan pasokan yang semula di suplai dari Malaysia.
Ia mencatat, rata-rata impor ayam Singapura dari Malaysia sekitar 4.000 ton sebulan. Jika Indonesia bisa mengisi setengahnya, maka peluang ekspor sekitar 2.000 ton.
GPPU berharap ekspor ayam ke Singapura akan terus berlanjut. Namun ia tak menampik dalam persaingan bisnis ke depan, akan ada negara pesaing yang juga dapat masuk ke pasar Singapura.
Meski begitu, terbukanya ekspor ke Singapura memberikan sinyal kepada pasar global bahwa Indonesia sudah siap menjadi eksportir. "Soal harga Insya Allah kompetitif karena semua di negara manapun harga bahan bakunya (sama) kita pasti kompetitif," kata dia.
Diketahui, sebanyak tiga perusahaan unggas terintegrasi dari Indonesia telah mendapatkan persetujuan ekspor ke Singapura. Ini menjadi ekspor perdana karena Singapura mencari alternatif pasca Malaysia menahan ekspor ayamnya ke Singapura.
Tiga perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan, berdasarkan pernyatan Singapore Food Agency (SFA) di antaranya, PT Charoen Phokpand Indonesia-Food Division dan PT Ciomas Adisatwa-Plant Pemalang yang akan mengekspor ayam karkas beku.
Kemudian, persetujuan ekspor juga diberikan kepada PT Charoend Phokpand Indonesia, Tbk yang akan menyuplao ayam olahan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah, meminta para pelaku usaha yang telah disetujui ekspor oleh Singapura agar segera menindaklanjuti kerja sama secara business to business (B2B).
Adapun soal volume ekspor ayam, Nasrullah tak merinci kuota ekspor yang diperbolehkan agar kebutuhan dalam negeri tetap aman. Ia menuturkan, besaran ekspor tergantung kesepakatan B2B antar perusahaan.