REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Keuangan AS Janet Yellen bertemu dengan Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda pada Selasa (11/7/2022). Kedua negara tengah bergulat menghadapi meningkatnya tantangan ekonomi yang diperburuk oleh perang Rusia-Ukraina.
Yellen juga akan bertemu Selasa sore dengan Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki, di mana keduanya kemungkinan akan menyentuh pembicaraan mata uang, kata seorang pejabat Jepang. Pertemuan itu terjadi ketika yen diperdagangkan pada posisi terendah 24 tahun terhadap dolar, membebani ekonomi Jepang yang rapuh dengan menaikkan biaya impor bahan bakar dan bahan baku.
Seorang pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan percakapan Yellen akan mencakup penilaiannya terhadap AS dan ekonomi global, serta upaya AS untuk menopang rantai pasokan dan memerangi inflasi. Dalam konteks itu, para pejabat juga akan membahas tren kebijakan moneter yang berbeda di Amerika Serikat dan Jepang, dan kemungkinan implikasinya, kata pejabat itu.
Yellen, mantan ketua Federal Reserve AS, tidak akan berbicara mewakili The Fed, tetapi akan menggambarkan tindakan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga guna memerangi inflasi, yang sekarang mencapai level tertinggi 40 tahun, pejabat itu menambahkan.
Laporan pekerjaan AS minggu lalu yang lebih baik dari perkiraan meredakan beberapa kekhawatiran tentang resesi yang akan segera terjadi, tetapi juga mendukung alasan bagi Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga secara agresif, mengancam lebih banyak turbulensi untuk harga-harga aset tahun ini. Kontrak berjangka suku bunga sekarang mencerminkan pandangan kasus dasar bahwa suku bunga kebijakan Fed akan berada di kisaran 3,5 persen-3,75 persen pada akhir tahun, lebih tinggi dari prediksi pembuat kebijakan Fed sendiri tiga minggu lalu.
Sementara itu, bank sentral Jepang diperkirakan akan menaikkan perkiraan inflasinya tetapi mempertahankan suku bunga yang sangat rendah pada pertemuan kebijakan bulan ini, kata sumber.